Mamuju (Antaranews Sulsel) - Pengelolaan komoditas yang masih dilakukan secara manual di Provinsi Sulawesi Barat telah memicu terjadi inflasi seperti pada bulan Desember 2017 sebesar 0.59 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulbar Suntono di Mamuju, Rabu mengatakan inflasi terjadi karena produk komoditas di Sulbar dijual dalam bentuk jadi tanpa diolah.
Meskipun komoditas di Sulbar cukup menjanjikan, kata dia, namun karena dijual tanpa diolah, sehingga harganya murah dan tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia mencontohkan, inflasi pada sejumlah komoditas seperti ikan Katamba sebesar 0,03 persen, ikan tuna 0,02 persen, ikan Kakap Merah 0,01 persen, ikan layang 0,12 persen, beras 0,08 persen dan telur ayam ras 0,07 persen.
"Seandainya komoditas ikan segar dan beras bisa diolah ketika dijual maka harga jualnya akan tinggi dan inflasi tidak akan terjadi sehingga ini harus menjadi evaluasi pemerintah," ujarnya seraya menharapkan industri pengolahan untuk menekan inflasi.
Menurut dia, meskipun di Sulbar terjadi inflasi, namun pada sektor lain seperti investasi tetap tumbuh khususnya pada kredit perumahan rakyat, seperti pertumbuhan perumahan real estate di Mamuju mencapai 4,5 persen.
Berita Terkait
Pamuji Raharja Jabat Kepala Kanwil Kemenkuham Sulbar
Selasa, 30 April 2024 19:14 Wib
Penjabat Gubernur Sulbar edukasi pelaku UMKM agar terus berkembang
Selasa, 30 April 2024 0:18 Wib
Pj Gubernur Sulbar ajak Lapas berbudaya anti korupsi
Senin, 29 April 2024 18:46 Wib
Pemprov Sulbar mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui aplikasi Sapota
Senin, 29 April 2024 18:15 Wib
Disbun Sulbar dorong petani sawit miliki STDB
Senin, 29 April 2024 14:26 Wib
Kodim 1427 Pasangkayu dampingi petani kembangkan jagung
Senin, 29 April 2024 6:30 Wib
Dinas Perkim kelola retribusi rusun pacu PAD Sulbar
Senin, 29 April 2024 6:29 Wib
Pemprov Sulbar berharap APHTN-HAN aktif beri masukan soal pembangunan
Minggu, 28 April 2024 12:48 Wib