Makassar (ANTARA News) - Mobil "MOKO" yang diproduksi PT Industri Nasional Kereta Api (INKA) dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) diprioritaskan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Karena ini industri lokal dan berbasis idealisme, bukan berbasis bisnis ini gampang juga tersapu kalau berhadapan dengan industri lain. Makanya kita tidak mau pasarkan dulu kita jadikan fasilitas bagi industri kecil, UMKM dan orang yang membutuhkan," jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulsel Irman Yasin Limpo di Makassar, Jumat.
Hal ini juga menjadi alasan sehingga mobil dirancang khusus jenis mobil pengangkut sayur yang dilengkapi dengan lemari pendingin.
Terkait mekanisme kepemilikan, ia mengatakan, mobil tersebut dapat dibeli atau diberikan sebagai bentuk bantuan sarana kepada industri kecil atau UMKM sebagai sasaran pengguna.
"Ini kan UMKM selalu dihadapkan pada dua persoalan yaitu modal dan pasar, dengan mobil ini kita tutupi persoalannya pada pasar. Modal sudah didorong dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau KUR-nya dalam bentuk mobil," jelasnya.
Hingga kini, katanya, "MOKO" belum dipikirkan untuk diperdagangkan. Keutamaan dari produksi mobil nasional pertama ini adalah kebijakan yang kuat bahwa daerah dapat mengelola industri secanggih industri mobil.
"Yang penting membuat dulu, kalau diperdagangkan bisa saja dan prospektif sekali hanya kita takut efeknya, tetapi dia akan menjadi mobil di Sulsel, iya. Bayangkan kalau kita jual, semua orang beli, dimana mau diparkir, macet, industri motor turun,"katanya.
Saat ini, pemerintah fokus pada tindak lanjut hasil penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan PT INKA untuk mempertajam kerja sama.
Ia melihat kemungkinan Unhas akan mengambil bagian untuk rancang bangun, menggelar pelatihan bagi anak-anak SMK untuk mengerjakan produksi serta melakukan penelitian bahan baku produksi.
"INKA lisensi-nya karena hanya dia yang punya lisensi. Jadi kita beli lisensinya tapi produksinya bertahap mungkin dari 70 persen kompenen lokal, 10 persen dari Sulsel, kemudian naik kita sumber daya manusia-nya ataukah mungkin perawatannya karena kalau kita pasarkan perlu perawatan," jelasnya.
Ditegaskannya, "MOKO" bukan sebuah industri otomotif besar, namun baru sebuah industri kecil dengan bengkel perakitan. Tiga prototipe dari 50 unit produksi awal yang telah diluncurkan pada peringatan hari jadi Provinsi Sulsel ke-342, ia katakan akan menuai kritikan, namun pada perkembangannya hal-hal yang dianggap kurang akan terus disempurnakan.
Pemerintah provinsi berupaya, industri besar dari mobil nasional ini akan dipusatkan di Sulsel setelah pusat mencanangkannya sebagai industri otomotif dan memproduksinya secara nasional.
"MOKO", diluncurkan dalam tiga tipe, masing-masing berkapasitas 650 cc dengan kisaran harga sekitar Rp50 juta. Produksi awal sebanyak 50 unit dengan anggaran Rp18,2 miliar dan Rp3 miliar diantaranya dianggarkan pada APBD Provinsi Sulsel. (T.KR-RY/S016)