Mamuju (Antaranews Sulsel) - Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Barat Andi Ruskati Ali Baal Masdar mengatakan, skor Pola Pangan Harapan (PPH) di daerah itu pada tahun 2018 jauh dari skor ideal, yakni masih sebesar 76,8 persen.
"Namun, skor PPH tahun ini sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 73,3 persen," kata Andi Ruskati pada lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dalam rangka memerihakan HKG PKK ke-546 berlangsung di halaman upacara Kantor Gubernur Sulbar, Selasa.
Selain skor PPH yang masih jauh dari skor ideal, Sulbar saat ini, lanjutnya, menjadi salah satu provinsi dengan permasalahan gizi yang cukup berat untuk segala usia, sehingga daerah itu berada pada posisi kedua terbawah yang mengalami permasalahan anak pendek atau kerdil (stunting) dan kurus (wasting).
"Kita tidak tahu kenapa bisa termasuk provinsi yang kurang gizi, padahal provinsi kita ini luar biasa sumber daya alamnya," kata Andi Ruskati.
Agar permasalahan tersebut dapat diatasi, ia mengimbau agar masyarakat mengonsumsi asupan gizi, baik makro maupun mikro, sehingga dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
"Untuk memenuhi kebutuhan gizi, pangan yang dikonsumsi harus beragam, karena pangan satu dengan yang lainnya saling melengkapi dan tidak ada satu jenis pangan yang dapat memenuhi semua kebutuhan zat gizi," terangnya.
"Jenis konsumsi pangan yang masih rendah adalah konsumsi pangan hewani, sayur dan buah. Ini semua sangat besar kontribusinya dalam menyumbangkan asupan gizi protein, vitamin dan mineral, terutama untuk anak-anak generasi kita," ucap Andi Ruskati.
Ia mengatatakan, lomba cipta menu B2SA tersebut dirancang dengan merangsang kreativitas ibu-ibu PKK dalam mengembangkan sumber pangan lokal, dengan selalu mempertimbangkan keberagaman, gizi dan keamanan.
"Kegiatan ini dimulai sejak 2002, dan telah menghasilkan ratusan bahkan ribuan resep unggulan untuk keluarga. Ruh dari lomba ini sebenarnya tidak hanya unutuk menghasilkan resep juara, namun penerapan dan implikasi resep-resep itu di dalam keluarga menjadi aspek yang lebih tinggi," jelas Andi Ruskati.
Ia juga berharap kreasi resep pangan B2SA yang berbasis pangan lokal yang diciptakan TP PKK di kabupaten tersebut, terus digali dan dikembangkan, serta dapat disosialisasikan.