London (Antara News) - Negara pengeskpor sawit, utamanya Indonesia, Thailand, Colombia, Nigeria dan Malaysia mendapat dukungan positif secara keilmuan terbukti bahwa “kampanye kotor” kelapa sawit di Eropa justru bertentangan dengan pencanangan tujuan pembangunan PBB (United Nations Sustainable Development Goals).
Hal itu diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Swedia Bagas Hapsara kepada ANTATA di Stockhoim, Jumat. Ia menyebutkan salah satu universitas terkemuka di Stockholm, Swedia bahwa ternyata kelapa sawit tidak merugikan lingkungan asal dilakukan dengan terukur dan seimbang. Bahkan sesuai tujuan pembangunan PBB, pengembangan kelapa sawit justru mengurangi kemiskinan.
KBRI Stockholm dan Royal Institute of Technology (KTH) mengadakan seminar mengenai kontribusi tanaman pertanian khususnya sawit bagi tujuan pembangunan berkesinambungan PBB (Sustainable Development Goals-SDGs).
Pembicara dalam seminar itu dihadiri sekitar 100 peserta mewakili institusi pemerintah, akademisi, industri dan LSM yang merupakan perwakilan dari 'policy makers' negara produsen sawit, dan Swedia dari kalangan akademisi, industri, dan LSM.
Mewakili Indonesia sebagai pembicara Kepala Badan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI, Dr. Siswo Pramono, sementara Prof Ingrid Öborn mendukung temuan dalam kajian ilmiah Swedia.
Selanjutnya disampaikan bahwa riset dan pengembangan tentang kelapa sawit masih dilihat secara parsial yang menyudutkan negara pengekspor sawit. Semestinya harus dilihat secara keseluruhan, yaitu keputusan Bonn Challenge tentang restorasi tanah, Konvensi Aichi keanekaragaman hayati dan Persetujuan Perubahan Iklim di Paris.
Sementara Linda Andersson dari Vi-Skogen mengatakan tujuan SDGs adalah untuk memerangi kemiskinan, bukan membuat jurang kemakmuran.
Pandangan ini didukung Antonia Simon Stenberg dari Oriflame Cosmetic yang menyebutkan langkah pengeskpor sawit seperti Indonesia sudah tepat dan Indonesia tidak gegabah.
Untuk memastikan pemenuhan target SDGs, Indonesia melakukan berbagai upaya reformasi kebijakan, serta inisiatif konkrit lainnya yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Sementara Dr. Andres Garcia dari Colombia menyatakan sawit tidak hanya berkontribusi secara ekonomi, tetapi juga bermanfaat bagi upaya penyelesaian konflik di negara.
Salah satu pakar Indonesia yang hadir, Fumi Harahap menyatakan perlunya mengkaji semua potensi dari palm biomass residue. Fumi yang berasal dari Indonesia adalah kandidat PhD jurusan Energi dan Studi Iklim KTH.
Dirjen Enterprises Swedia, Tomas Dahlman menyampaikan dukungan atas inisiatif penyelenggaraan seminar. Hal ini sesuai dengan SDGs yang merupakan agenda prioritas bagi Swedia.
Sektor kehutanan Swedia merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi perekonomian. Disadari isu mengenai climate change merupakan masalah global, oleh karena itu perlu mengedepankan kerjasama antara seluruh masyarakat internasional. Dalam hal ini Swedia merupakan salah satu negara yang aktif mendorong kemitraan global dalam mengatasi tantangan bersama.
Pertemuan sawit di Swedia merupakan bagian dari upaya diplomasi dalam menangkal kampanye negatif mengenai sawit sekaligus untuk membahas mengenai kontribusi sektor sawit terhadap pencapaian Sustainable Development Goals, demikian Bagas Hapsara.
Berita Terkait
Kualifikasi Euro 2024 - Laga Belgia vs Swedia ditangguhkan setelah terjadi tragedi penembakan di Brussels
Selasa, 17 Oktober 2023 11:20 Wib
PBB menyatakan penodaan kitab suci tak bisa ditolelir
Jumat, 21 Juli 2023 14:26 Wib
Jubir Kemenlu Rusia sebut Swedia tak mampu lindungi hak kebebasan beragama
Jumat, 7 Juli 2023 17:35 Wib
Indonesia mengecam pembakaran Al Quran di Swedia
Kamis, 29 Juni 2023 22:02 Wib
Kualifikasi Piala Eropa - Romelu Lukaku cetak trigol saat Belgia atasi Swedia
Sabtu, 25 Maret 2023 9:22 Wib
Kemlu RI akan memanggil Dubes Swedia menyusul insiden pembakaran Al Quran
Selasa, 24 Januari 2023 12:28 Wib
LPOI dan LPOK mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al Quran di Swedia
Senin, 23 Januari 2023 17:26 Wib
Turki mengecam keras pembakaran Al Quran di Swedia
Minggu, 22 Januari 2023 14:26 Wib