Dua pasangan capres minim angkat isu lingkungan
Makassar (Antaranews Sulsel) - Lembaga survei SatuDunia yang menggandeng JURnaL Celebes melansir bahwa kedua pasangan Calon Presiden yakni Joko Widodo - Ma`ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno masih minim mengangkat isu lingkungan.
"Keduanya lebih berfokus pada isu ekonomi, padahal bukan persoalan perut saja yang dibutuhkan, tetapi bagaimana pendidikan masyarakat, persoalan lingkungan, keberagaman dan kesetaraan gender ini belum tersentuh," kata Program Manager SatuDunia Anwari Natari di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, kegiatan pemantauan ini dilakukan di tiga kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Makassar dan Banjarmasin. Hasil pantauan dari ketiga kota tersebut, umumnya sama baik Capres dan pasangannya, termasuk tim suksesnya belum mengangkat isu-isu yang imbasnya akan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Sebagai gambaran, untuk pemantauan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang nota bene daerah eksplorasi tambang, tim sukses dari kedua Capres tidak ada yang mengangkat persoalan lingkungan dan isu lainnya yang sebenarnya sangat penting.
Menyikapi kondisi itu, maka area pemantauan khususnya melalui media sosial dan media daring (online) diperluas mencakup semua wilayah Kalimatan. Namun, hasilnya tetap sama alias minim informasi tentang lingkungan.
Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif Jurnal Celebes Mustam Arif pada kesempatan yang sama.
Dia mengatakan, sejak pemantauan iklan capres di media sosial mulai Oktober 2018 hingga Januari 2019, hanya 30 informasi yang muncul.
Dari jumlah tersebut, hanya ada satu informasi terkait lingkungan hidup di Sulawesi Selatan yang muncul, yakni tentang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap. Itu pun bukan dari akun timses lokal, tetapi dipublikasi akun resmi Istagram Jokowi-Ma`ruf pada sub tema udara bersih dan sub tema perubahan iklim.
"Padahal, isu lingkungan hidup mempunyai peran strategis saat ini dan ke depan. Degradasi hutan karena ekspansi perkebunan, izin pertambangan dan illegal logging, konflik tenurial, krisis tata ruang, bencana ekologis, reklamasi, sampah plastik, pencemaran udara adalah ancaman serius lingkungan hidup ke depan," ujarnya.
Hanya saja, lanjut dia, permasalahan tersebut justru terpinggirkan, luput dari perhatian para capres ataupun para tim suksesnya.
"Keduanya lebih berfokus pada isu ekonomi, padahal bukan persoalan perut saja yang dibutuhkan, tetapi bagaimana pendidikan masyarakat, persoalan lingkungan, keberagaman dan kesetaraan gender ini belum tersentuh," kata Program Manager SatuDunia Anwari Natari di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, kegiatan pemantauan ini dilakukan di tiga kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Makassar dan Banjarmasin. Hasil pantauan dari ketiga kota tersebut, umumnya sama baik Capres dan pasangannya, termasuk tim suksesnya belum mengangkat isu-isu yang imbasnya akan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Sebagai gambaran, untuk pemantauan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang nota bene daerah eksplorasi tambang, tim sukses dari kedua Capres tidak ada yang mengangkat persoalan lingkungan dan isu lainnya yang sebenarnya sangat penting.
Menyikapi kondisi itu, maka area pemantauan khususnya melalui media sosial dan media daring (online) diperluas mencakup semua wilayah Kalimatan. Namun, hasilnya tetap sama alias minim informasi tentang lingkungan.
Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif Jurnal Celebes Mustam Arif pada kesempatan yang sama.
Dia mengatakan, sejak pemantauan iklan capres di media sosial mulai Oktober 2018 hingga Januari 2019, hanya 30 informasi yang muncul.
Dari jumlah tersebut, hanya ada satu informasi terkait lingkungan hidup di Sulawesi Selatan yang muncul, yakni tentang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap. Itu pun bukan dari akun timses lokal, tetapi dipublikasi akun resmi Istagram Jokowi-Ma`ruf pada sub tema udara bersih dan sub tema perubahan iklim.
"Padahal, isu lingkungan hidup mempunyai peran strategis saat ini dan ke depan. Degradasi hutan karena ekspansi perkebunan, izin pertambangan dan illegal logging, konflik tenurial, krisis tata ruang, bencana ekologis, reklamasi, sampah plastik, pencemaran udara adalah ancaman serius lingkungan hidup ke depan," ujarnya.
Hanya saja, lanjut dia, permasalahan tersebut justru terpinggirkan, luput dari perhatian para capres ataupun para tim suksesnya.