Dirjen Paud dan Dikmas: Ragam budaya lokal dorong literasi masyarakat dukung pertumbuhan ekonomi
Makassar (ANTARA) - Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemdikbud Harris Iskandar mengatakan ragam budaya lokal dapat mendorong literasi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ragam budaya lokal ini memperkaya dalam membantu program pemberantasan buta aksara dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara. Karena itulah tema peringatan ini diangkat yang memberikan pesan bahwa Indonesia yang beragam merupakan aset yang sangat penting untuk memberantas buta aksara," kata Harris disela peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2019 di Lapangan Karebosi, Makassar, Sabtu.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, dibutuhkan komitmen dari seluruh kepentingan (stakeholder) untuk membantu menyosialisasikan kebijakan percepatan literasi nasional.
Selain itu, turut mendukung organisasi dunia yakni UNESCO dalam memerangi keterbelakangan dan kemiskinan di seluruh belahan dunia, khusus di negara yang baru dan masih berkembang.
Dalam peringatan Hari Aksara Internasional 2019 dan Aksara Nasional ke-54 di Makassar dimeriahkan dengan pameran, workshop komunitas adat terpencil dan pemberian penghargaan dari sejumlah kategori.
Salah satu stand pameran yang menyedot perhatian pengunjung adalah stand pameran dari Kabupaten Sinjai, Sulsel dengan ornamen aneka hiasan bambu.
Selain itu, juga berbagai kerajinan tangan seperti gerabah, anyaman daun lontar dan produk makanan hasil karya dari peserta binaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sinjai yang totalnya sekitar 500 orang.
"Ini semua adalah hasil karya binaan kami yang selain diberikan pengetahuan Calistung, juga diberi keterampilan untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarganya," kata salah seorang pembina PKBM Sinjai, Mardiana.
Adapun produk makanan olahan yang dipamerkan di stand tersebut diantaranya gula aren, ikan teri asin, madu pahit dan madu manis, kopi hingga bedak tradisional berbahan baku beras.
Ragam budaya lokal ini memperkaya dalam membantu program pemberantasan buta aksara dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara. Karena itulah tema peringatan ini diangkat yang memberikan pesan bahwa Indonesia yang beragam merupakan aset yang sangat penting untuk memberantas buta aksara," kata Harris disela peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2019 di Lapangan Karebosi, Makassar, Sabtu.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, dibutuhkan komitmen dari seluruh kepentingan (stakeholder) untuk membantu menyosialisasikan kebijakan percepatan literasi nasional.
Selain itu, turut mendukung organisasi dunia yakni UNESCO dalam memerangi keterbelakangan dan kemiskinan di seluruh belahan dunia, khusus di negara yang baru dan masih berkembang.
Dalam peringatan Hari Aksara Internasional 2019 dan Aksara Nasional ke-54 di Makassar dimeriahkan dengan pameran, workshop komunitas adat terpencil dan pemberian penghargaan dari sejumlah kategori.
Salah satu stand pameran yang menyedot perhatian pengunjung adalah stand pameran dari Kabupaten Sinjai, Sulsel dengan ornamen aneka hiasan bambu.
Selain itu, juga berbagai kerajinan tangan seperti gerabah, anyaman daun lontar dan produk makanan hasil karya dari peserta binaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sinjai yang totalnya sekitar 500 orang.
"Ini semua adalah hasil karya binaan kami yang selain diberikan pengetahuan Calistung, juga diberi keterampilan untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarganya," kata salah seorang pembina PKBM Sinjai, Mardiana.
Adapun produk makanan olahan yang dipamerkan di stand tersebut diantaranya gula aren, ikan teri asin, madu pahit dan madu manis, kopi hingga bedak tradisional berbahan baku beras.