Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sulsel dan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, melakukan kunjungan ke Kebun Raya Pucak sebagai bagian mengembangkan destinasi wisata unggulan menuju tatanan normal baru.
Gubernur menghadirkan OPD dan Pemda agar dapat melakukan orientasi dan juga mengumpulkan ide untuk pengembangan kebun raya ini, termasuk melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam pengembangan kawasan konservasi tumbuhan ini.
Kebun Raya Pucak yang terletak di Desa Pucak dan Desa Tompo Bulu, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, awalnya Taman Safari (zaman Gubernur Zainal Basri Palaguna) yang kemudian dialihfungsikan menjadi kebun raya. Temanya, konservasi tumbuhan bernilai ekonomi yang diharapkan menjadi pusat penelitian dan pengembangan serta plasma nutfah khususnya endemik Sulawesi.
"Ini dikembangkan, direncanakan sejak Gubernur Profesor Amiruddin. Terus dilanjutkan oleh Pak Gubernur Zainal Basri Palaguna," kata Nurdin Abdullah dalam keterangannya di Makassar, Rabu.
Pengembangan kebun raya ini merupakan salah satu bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Mamminasata yang mengaitkan Kota Makassar, Kabupaten Maros dan Kabupatan Gowa serta Kabupaten Takalar dalam satu wilayah. Diharapkan potensi-potensi wilayah dapat dikembangkan.
"Saya pikir ini adalah sebuah kawasan wisata yang sangat strategis, dimana perpaduan ada hutan alam, lingkungannya sangat mendukung dan saya kira tinggal dipoles sedikit, ini sudah bisa dinikmati oleh masyarakat," ujarnya.
Pembenahan kawasan akan dilakukan secepatnya dan diharapkan rampung akhir tahun 2021. Pihak terkait dilibatkan untuk merumuskan rencana-rencana ke depan termasuk pengerjaan yang akan dilakukan.
"Maka kita bertemu dengan beberapa OPD, tentu kita kalau semua bersinergi dan berkolaborasi untuk melengkapi fasilitas yang ada di kebun raya ini akan semakin maju," sebutnya.
Termasuk dalam mempersiapkan kebun binatang, beberapa satwa Sulsel akan menjadi koleksi. Pengembangan ini akan membuat masyarakat sekitar ikut berkembang dan semakin kreatif.
Pemerintah juga akan mendorong sektor pertanian, penyiapan lahan yang baik, benih yang bagus, pengembangan varietas buah-buahan yang cocok. Sehingga masyarakat sekitar tidak hanya menjadi penonton orang yang datang, tetapi juga mengambil peran, terutama menyajikan kebutuhan wisatawan yang datang ke tempat ini nantinya.
Tumbuhan lokal di kebun raya seluas 120 hektare ini antara lain kayu lokal, yakni kayu arra (Bahasa Makassar), sugimani (jabon putih), manggis hutan, jambu biji, mangga lokal dan kayu manis. Banyak juga dijumpai jenis jenis Ficus (beringin), kelompok mirtaceae (family Jambu-jambuan).
Sedangkan jenis hewan liar yang sering dijumpai, seperti babi hutan, ular sanca, kucing hutan Sulawesi, monyet khas Sulawesi (macaca maura).
Dari Makassar ke lokasi ini berjarak 30 Km dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit.
"Saya meyakini, ini dari Makassar tidak lebih 45 menit, maka kita akan mencoba mempercepat penyempurnaan kebun raya ini," lanjutnya.***1***
Berita Terkait
BB KSDA Sulsel evakuasi buaya muara asal pulau di Kabupaten Pangkep
Rabu, 8 Mei 2024 22:25 Wib
Pemprov Sulsel beri bantuan pendampingan "trauma healing" bagi korban bencana
Rabu, 8 Mei 2024 21:56 Wib
BPBD Sulsel fokus tangani desa terisolir di Latimojong Luwu
Rabu, 8 Mei 2024 18:37 Wib
USAID IUWASH Tangguh dan lima daerah di Sulsel kerja sama sanitasi aman
Rabu, 8 Mei 2024 17:45 Wib
Pj Gubernur ajak ulama gelar doa bersama hadapi bencana di Sulsel
Rabu, 8 Mei 2024 16:19 Wib
Ombudsman sikapi dugaan suap seleksi KPID dan KI Sulsel
Rabu, 8 Mei 2024 15:12 Wib
Kemenkumham Sulsel beri bantuan kepada warga terdampak bencana di sejumlah kabupaten
Rabu, 8 Mei 2024 15:10 Wib
Pj Gubernur Sulsel mengapresiasi Kapolda dan Pangdam tangani bencana
Rabu, 8 Mei 2024 13:05 Wib