Makassar (ANTARA News) - Pengembangan gandum tropis yang merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia diarahkan di daerah dataran rendah.
Peneliti Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Muslimah Hamdan di Makassar, Sabtu, mengatakan, pada dasarnya pengembangan gandum tropis bisa dilakukan di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Namun, kata dia, pengalaman menunjukkan bahwa luas lahan pengembangan gandum di dataran tinggi sangat terbatas dan rentan erosi.
"Untuk itu, saat ini sedang dilakukan perakitan varietas unggul tropis yang mampu beradaptasi di dataran rendah," katanya.
Ia mengatakan, salah satu kriteria keberhasilan program pemuliaan gandum di Indonesia adalah kemampuan untuk merakit varietas unggul yang adaptif pada lokasi dengan ketinggian kurang dari 400 meter di atas permukaan laut.
Penelitian di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa gandum dataran rendah atau tropis dapat berbunga lebih cepat yakni 35 hari sampai 51 hari.
"Untuk gandum di dataran tinggi, berbunga lebih lama, yaitu 55 hari hingga 60 hari," terangnya.
Hanya saja, kata dia, jika gandum ditanam pada suhu normal pada daerah tropis, gandum seringkali mendapat gangguan penyakit.
Di Indonesia, lanjutnya, terdapat beberapa wilayah yang mempunyai prospek bagi pengembangan gandum mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang memiliki suhu rendah.
"Beberapa daerah yang cukup potensial adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selayar, Nias, dan Papua," tuturnya.
Ia menjelaskan, beberapa varietas gandum dikembangkan di dataran rendah Merauke pada Juni hingga September 2009 dan memberi hasil 1,3 ton hingga 2,4 ton per hektare dengan hasil tertinggi mencapai 2,4 ton per hektare. (T.pso-103/N002)

