Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan setoran pajak dan dividen kepada negara sebesar Rp8,17 triliun sepanjang tahun 2019.
Kontribusi dalam bentuk pajak yang dibayarkan Pupuk Indonesia Group tahun 2019 sebesar Rp7,28 triliun, meningkat 32,94 persen dari kontribusi pajak tahun 2018 sebesar Rp5,48 triliun.
"Setoran dividen kas tahun 2019 sebesar Rp937,5 miliar, melonjak dibandingkan dividen tahun sebelumnya sebesar Rp768,8 miliar," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019, di Jakarta, Selasa.
Sepanjang 2019 Pupuk Indonesia catatkan performa keuangan positif di atas target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp71,3 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp3,71 triliun atau setara 103,01 persen dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp3,60 triliun.
Aas menegaskan pihaknya tetap memprioritaskan penugasan dalam memenuhi kebutuhan dan stok dalam negeri demi khususnya pupuk bersubsidi. Terkait kinerja penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun 2019, perusahaan mencatatkan penyaluran sebesar 8.708.912 ton.
"Kami mengapresiasi upaya anak perusahaan, khususnya produsen pupuk, dalam menjaga pasokan pupuk ke sektor subsidi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai alokasi," kata Aas.
Positifnya kinerja pada 2019, menurut Aas, juga dikarenakan peningkatan efisiensi dan membaiknya penetrasi pasar ke sektor komersil.
Disamping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana dikarenakan perusahaan melakukan pelunasan pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp9,7 triliun.
"Penurunan ini sejalan dengan komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur sesuai dengan jatuh tempo pelunasan pinjaman," ungkap dia.
Pelunasan pinjaman juga berdampak pada arus kas perusahaan, yang tercatat sebesar Rp11,97 triliun atau turun 66,3 persen dibanding realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,06 triliun.
Faktor lainnya, peningkatan kinerja anak-anak perusahaan non-pupuk yang berada di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, antara lain PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, dan PT Pupuk Indonesia Logistik.
Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp135,55 triliun atau 100,96 persen dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp48 triliun. Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh Pemerintah RI dan kas internal perusahaan.
Di sisi lain total ekuitas naik Rp5,72 triliun dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp71,75 triliun.
Dari sisi penjualan, perseroan terus meningkatkan penetrasi pasar ke sektor non-subsidi (PSO). Sepanjang 2019 penjualan pupuk ke sektor komersial sebesar 3.872.740 ton untuk semua jenis pupuk, setara dengan 111,61 persen dari target RKAP. Pencapaian itu didorong keberhasilan perusahaan menjaga daya saing, memanfaatkan tingginya permintaan dan momentum harga yang kompetitif di pasar.
Berita Terkait
MUI: Program makan siang dan susu gratis terobosan menuju generasi Indonesia Emas 2045
Jumat, 26 April 2024 15:28 Wib
Piala Asia U23 - STY merasa campur aduk seusai mengantar Indonesia ke semifinal
Jumat, 26 April 2024 15:19 Wib
Menkeu: Pembiayaan utang Indonesia turun 53,6 persen
Jumat, 26 April 2024 15:17 Wib
Kiper Timnas Indonesia: Kami ingin menjadi juara Piala Asia U-23
Jumat, 26 April 2024 15:15 Wib
Shin Tae-yong menebar ancaman ke calon-calon lawan Indonesia
Jumat, 26 April 2024 15:14 Wib
Menkeu proyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2024 capai 5,17 persen
Jumat, 26 April 2024 15:12 Wib
Shin Tae-yong sudah merasa Indonesia akan capai semifinal
Jumat, 26 April 2024 15:08 Wib
Timnas Indonesia U-23 lolos ke semifinal AFC, Presiden Jokowi: Sangat bersejarah!
Jumat, 26 April 2024 12:29 Wib