Jakarta (ANTARA) - Kalangan dunia usaha berharap pencairan bantuan sosial yang dijanjikan pemerintah pada masa Lebaran 2021/Idul Fitri 1442 H akan mampu mendongkrak konsumsi dan permintaan pasar sehingga bisa tetap mendorong pemulihan ekonomi meski ada kebijakan larangan mudik.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengakui kebijakan larangan mudik memang akan menekan tingkat konsumsi masyarakat. Pelaku usaha di daerah dan kegiatan pariwisata juga diprediksi akan paling banyak mengalami dampak negatif akibat kebijakan tersebut.
"Namun, dengan kebijakan pencairan bansos, kami rasa ada peluang demand domestik bisa didongkrak lebih tinggi. Ini berdasarkan pengamatan kami di tahun lalu di mana pencairan bansos yang gencar di kuartal IIi 2020 sangat signifikan meningkatkan demand pasar domestik di periode tersebut dan efek positifnya juga tercermin pada perbaikan tingkat pertumbuhan penjualan ritel. Kami harap hal yg sama bisa terjadi juga tahun ini," ungkapnya kepada Antara, Sabtu.
Menyusul kinerja ekonomi yang lebih baik dibanding tahun lalu, Shinta memperkirakan jumlah perusahaan yang akan mengajukan penundaan pembayaran tunjangan hari raya (THR) tidak akan sebanyak tahun lalu. Terlebih krisis arus kas (cashflow) di perusahaan pun, pada tahun ini, lebih bisa terkelola dengan baik dibanding tahun lalu.
Kendati diakui Shinta mungkin masih ada perusahaan yang perlu meminta penangguhan THR, namun ia menyebut daya beli masyarakat tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu dan bisa memicu konsumsi lebih tinggi.
"Kita tetap harus memaksimalkan momentum ini untuk peningkatan demand dan kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan ekonomi tidak akan berhenti meskipun tidak mudik jadi kita masih punya banyak kesempatan untuk mendongkrak konsumsi, baik dr sisi supply (dengan bansos dan pencairan THR) maupun dr sisi demand (dengan promosi penjualan, online retail, wisata di daerah-daerah suburban," katanya.
Shinta berharap pemerintah bisa mengatur waktu dan memastikan pencairan bansos bisa berjalan lancar pada momentum Lebaran.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu juga mengingatkan agar pengendalian pandemi pun tetap harus jadi perhatian utama agar trennya terus menurun dan semakin minim menjelang musim Lebaran. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih bebas melakukan kegiatan ekonomi di daerah tempat tinggalnya atau daerah sekitarnya dengan wisata lokal.
"Dari sisi pelaku usaha pun kami yakin akan ada upaya untuk menggerakkan konsumsi. Bila seluruh upaya ini bisa dilakukan secara bersama-sama, kami cukup positif kita tidak akan kehilangan momentum konsumsi dan momentum percepatan pemulihan ekonomi di musim Lebaran," ujar Shinta.
Berita Terkait
PM Anwar Ibrahim : Kapal dari Israel dilarang berlabuh di Malaysia
Rabu, 20 Desember 2023 14:06 Wib
Petugas temukan barang terlarang saat menggelar razia di Lapas Makassar
Jumat, 8 Desember 2023 19:28 Wib
Kemendagri ingatkan ASN dilarang swafoto tunjukkan simbol dukungan paslon tertentu
Senin, 27 November 2023 16:29 Wib
Bawaslu Sulsel ingatkan kades dan perangkat desa dilarang ikut berkampanye
Selasa, 21 November 2023 19:50 Wib
Menpan RB: ASN dilarang like dan komen di akun media sosial capres-cawapres
Kamis, 9 November 2023 14:50 Wib
Bawaslu Makassar : Kepala daerah dilarang jadi ketua tim pemenangan di Pilpres 2024
Rabu, 25 Oktober 2023 20:39 Wib
Peserta pemilu dilarang berkampanye di luar jadwal usai penetapan DCT
Selasa, 24 Oktober 2023 12:11 Wib
Juventus dilarang bermain di Conference League musim depan karena langgar FFP
Sabtu, 29 Juli 2023 6:21 Wib