Makassar (ANTARA) - Inisiasi Zakat Indonesia (IZI) Sulawesi Selatan memproduksi 6.000 bungkus abon daging di Kota Makassar untuk dibagikan ke para dhuafa dan masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Ribuan bungkus abon tersebut berasal dari 55 ekor hewan kurban dan 53 di antaranya berasal dari masyarakat Sulawesi Selatanyang berkurban melalui jasa IZI.
Direktur Kemitraan dan Edukasi Zakat LAZNAS IZI Dedi Fenalosa di Makassar mengatakan ribuan bungkus abon tersebut tidak hanya disebar bagi kaum dhuafa di Kota Makassar tetapi juga akan disalurkan di beberapa kantor perwakilan IZI di Indonesia, seperti Jakarta, Kalimantan dan Pulau Jawa.
"Ada 6 ribuan bungkus abon yang kita produksi di Kota Makassar dari 55 ekor, karena satu ekor itu jadinya sekitar 120 bungkus jadi kita pertama kali akan menyebar di Kota Makassar terlebih dahulu," ujarnya pada pembagian abon di salah satu kampung pinggiran di Jalan Aeropala Makassar.
Sebanyak 55 bungkus telah dibagikan kepada para kaum dhuaf di wilayah tersebut dan pihak IZI masih terus mengakses berbagai wilayah dengan masyarakat berpenghasilan rendah.
"Kita juga akan membagikannya ke wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) agar bisa ikut merasakan langsung hasil kepedulian masyarakat dalam melaksanakan kurban, meski di tengah pandemi," katanya.
Secara nasional, IZI menargetkan pembuatan abon sebanyak 15 ribu bungkus yang dibuat di dua kota yakni Kota Makassar Sulsel dan Lumajang Jawa Timur.
"Dua wilayah inilah yang akan mengolah abon secara nasional, ditargetkan 15.000 bungkus akan kita produksi tahun ini, sekitar 6000 lebih didistribusi dari Makassar dan 8.000 dari Jatim," ujar Dedi.
IZI menargetkan 150 ekor hewan kurban pada skala nasional, dan hingga sekarang target tercapai baru di angka 130 ekor. Meski demikian, diakui Dedi bahwa animo masyarakat dalam berkuban secara umum, khususnya di Sulawesi Selatan sangat antusias.
Selain itu, IZI juga telah mengalokasikan sekitar 30 persen dari abon bungkus tersebut untuk siaga bencana mengingat banyaknya bencana alam yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2021.
"Kita tahu ya bahwa Indonesia adalah wilayah yang rawan bencana, maka salah satu bentuk respon cepat kita adalah memberikan abon kepada keluarga-keluarga yang terdampak bencana. Jadi ini 30 persen disimpan," ujarnya.
Di masa pandemi seperti sekarang, menurut Dedi, respon kepedulian masyarakat terhadap program-program sosial, salah satunya kurban masih cukup tinggi walaupun dibandingkan dengan tahun lalu mengalami sedikit penurunan.
"Tetapi kita ikut memahami hal tersebut dan berharap krisis kesehatan segera berlalu," ujar dia.
Berita Terkait
Prof Zudan awali tugas Pj Gubernur Sulsel dengan memimpin upacara HKN
Senin, 20 Mei 2024 0:46 Wib
KPK sita rumah terdakwa mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan di Kota Parepare
Senin, 20 Mei 2024 0:18 Wib
KPU mengharmonisasi PKPU syarat pencalonan Pilkada serentak
Minggu, 19 Mei 2024 17:45 Wib
Asita Sulsel menawarkan paket snorkling Pulau Makassar di MTF 2024
Minggu, 19 Mei 2024 17:44 Wib
Disbudpar gelar pentas "Sulsel Menari" sebulan penuh tarik wisatawan
Minggu, 19 Mei 2024 16:48 Wib
Penyaluran KUR di Sulsel capai Rp4,15 triliun
Sabtu, 18 Mei 2024 22:58 Wib
OJK: Aset perbankan syariah Sulsel capai Rp14,40 triliun
Sabtu, 18 Mei 2024 22:57 Wib
Produk unggulan kain khas asal Sulsel lolos kurasi Dekranas
Sabtu, 18 Mei 2024 21:14 Wib