Mamuju (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, gencar mengkampanyekan upaya penanggulangan penyebaran virus penyakit tuberkulosis (TBC) yang saat ini telah banyak menyebar di masyarakat Sulbar.
"Jajaran kami terus melakukan upaya-upaya untuk menekan menjamurnya penyakit TBC di Sulbar. Kampanye yang kami lakukan melalui sosialisasi ke masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr Achmad Azis di Mamuju, Senin.
Menurutnya, selain melakukan dialog dengan masyarakat juga dilakukan penyebaran sticker yang disebar hingga kepelosok desa yang ada di lima kabupaten.
"Kampanye yang disampaikan melalui selebaran berupa sticker berupa ajakan agar masyarakat yang terkena gejala penyakit TBC untuk segera melakukan pengobatan rutin secara medis," katanya.
Apalagi kata dia, selama ini masyarakat Sulbar masih cenderung melakukan pengobatan secara tradisional, khususnya masyarakat yang berada di kawasan terpencil.
"Penyakit TBC salah satu penyakit menular dan tidak mematikan. Untuk mendapatkan kesembuhan total maka penderita harus melakukan pengobatan medis secara teratur," ungkapnya.
Achmad mengemukakan, jumlah penderita TBC di Sulbar berdasarkan hasil diagnosa yang dilakukan oleh tim medis telah ditemukan sekitar 2.200 penderita. Ini yang ditemukan hasil diagnosa oleh tim medis dan bukan tidak mungkin masih ada penderita yang tersembunyi karena kecenderungan masyarakat Sulbar masih banyak yang melakukan pengobatan tradisional.
Dia mengemukakan, ancaman penyebaran penyakit TBC perlu diwaspadai karena penyakit tersebut mudah menyebar kepada siapa saja yang kondisinya tidak sehat sehingga patut diwaspadai penyebarannya.
"Penyakit TBC berawal dari kuman dan cepat menyebar kemana-mana. Penyakit ini bisa dibilang sudah emergency sehingga perlu ada langkah-langkah nyata untuk mengatasinya," ucapnya.
Ia menjelaskan, satu orang penderita TBC saja yang tak tertangani secara medis akan menimbulkan 10 orang penderita yang tertular dalam setahun.
"Kita bisa bayangkan jika jumlah penderita TBC di Sulbar sebanyak 2.200 tidak tertangani secara medis, maka kita sudah bisa membayangkan jumlah penderitan penyakit ini akan mencapai 22.000 penderita dari 1,2 juta penduduk Sulbar dalam setiap tahunnya," paparnya.
Ia menambahkan, terjadinya kesenjangan penanganan kesehatan ini bukan berarti pemerintah tutup mata untuk menanganinya.
Namun, kata dia, masyarakat perlu memahami sebagai provinsi terbaru yang usianya masih berkisar enam tahun dan masih dalam kondisi keterbatasan.
"Persoalan kesehatan saat ini menjadi perhatian utama gubernur Sulbar melalui empat arah kebijakan yang dilaksanakan dalam masa kepemimpinannya. Hasilnya, cukup dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena sejumlah pusat pelayanan kesehatan telah masuk hingga ke desa-desa hingga ke desa yang paling terpencil," ucap Achmad Azis. (T.KR-ACO/F003)
Berita Terkait
Kemenkuham Sulbar : 2.000 UMKM di Pasangkayu belum daftar
Minggu, 12 Mei 2024 7:40 Wib
Rektor UNM mendaftar sebagai bakal cagub Sulbar di empat parpol
Sabtu, 11 Mei 2024 21:23 Wib
Pemprov Sulbar tingkatkan kompetensi pengelola koperasi kembangkan usaha
Jumat, 10 Mei 2024 22:12 Wib
Menparekraf ajak warga Sulbar meriahkan festival penyu Pantai Mampie di Polman
Jumat, 10 Mei 2024 20:10 Wib
Pemprov Sulawesi Barat mendorong enam klaster pembangunan dalam Perpres IKN
Jumat, 10 Mei 2024 18:02 Wib
Pemprov Sulbar rangkul perusahaan tekan pengangguran hingga 3,02 persen
Jumat, 10 Mei 2024 17:04 Wib
88 Puskesmas di Sulbar menerapkan rekam medik elektronik
Jumat, 10 Mei 2024 17:03 Wib
Kemenkuham Sulbar gelar diseminasi dan promosi KI
Kamis, 9 Mei 2024 23:56 Wib