"Jangan tunggu perbaikan dari mana-mana, perbaiki dari diri kita. Telkom tidak boleh kalah, kalau kita menelpon semua, kemana untungnya itu," ucapnya saat membuka Mukernas IV Serikat Karyawan (Sekar) Telkom di Makassar, Rabu.
Karena itu, ia meminta kepada PT Telkom sebagai satu-satunya operator Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih murni berbendera merah putih, untuk memenangkan persaingan bisnis telekomunikasi, dengan memperbaiki sumber daya manusia dan infrastruktur.
Menurut Syahrul, untuk memenangkan persaingan, maka jati diri bangsa harus dibangun, ekonomi harus kuat, dan bangsa ini jangan pernah merendahkan dirinya dengan ketegantungan pada produk luar negeri.
"Intelektual dan pola pikir yang harus diubah, kita harus mau tinggalkan cara kemarin. Kita harus membaca kompetitor. Kita berhenti jadi pasar dunia," ucapnya.
Bangsa ini, kata Syahrul, harus bangga dengan mengkonsumsi produk lokal jika ingin maju dan bersaing, dan tidak larut dan terpaku pada produk luar negeri yang mewah dan mahal.
Keinginan memajukan produk lokal telah dibuktikan Syahrul sukses menghadirkan mobil produksi lokal (Moko) kerja sama dengan Kementerian Perindustian yang telah diperkenalkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Sulsel 19 Oktober.
Menurut dia, bisnis telekomunikasi nasional dikuasai oleh operator asing seperti, XL yang dikuasai Malaysia, Indosat dikuasai Qatar, Axis dikuasai Arab Saudi. (T.pso-099/S016)