Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta pemerintah untuk mencabut peraturan yang menekan harga tandan buah segar (TBS) sawit petani guna mendongkrak kembali penjualan komoditas tersebut.
Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Manurung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis menyatakan, selama dua bulan terakhir harga TBS sawit mengalami penurunan di 22 provinsi penghasil sawit, bahkan harga TBS petani swadaya hari ini berada di bawah Rp1.000/kg.
"Pemerintah harus gerak cepat untuk mendongkrak harga TBS petani dengan cara mencabut peraturan yang menekan harga TBS petani. Peraturan tersebut adalah BK (bea keluar), PE (pajak ekspor), DMO-DPO (domestic market obligation-domestic price obligation) dan FO (flush-out)," ujarnya
Gulat mengatakan saat ini pabrik kelapa sawit (PKS) didesak petani untuk membeli TBS mereka, namun, tangki timbun pabrik sudah penuh demikian juga dengan refineri terkendala di kecepatan ekspor karena banyaknya hambatan yang harus dilalui.
Hal senada dinyatakan petani sawit swadaya asal Rokan Hilir, Provinsi Riau Bobby Sinaga yang meminta pemerintah untuk segera mengatasi anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit karena tak bisa menutup beban biaya produksi.
Kebijakan percepatan ekspor sawit dinilai belum maksimal lantaran banyaknya hambatan regulasi dan tarif pungutan maupun bea keluar.
"Intinya kami berharap ada pembenahan kebijakan dari pemerintah agar dapat mendongkrak harga TBS petani,” ujarnya.
Dia mengungkapkan harga jual TBS saat ini Rp1.230 bahkan Rp1000/kg sedangkan biaya pokok produksi di atas Rp1.800/kg sehingga petani sawit harus menanggung kerugian.
Untuk bisa menyambung hidup, ada petani yang terpaksa mengambil pekerjaan lain seperti menjadi buruh, lanjutnya, adapula, petani yang menanam tanaman tumpang sari karena untuk menutupi kekurangan biaya sehari-hari.
Menurut dia, pendapatan petani sawit sudah hilang lebih 65 persen, namun demikian mereka berusaha merawat dengan melakukan pemupukan untuk menjaga produktivitas.
Di satu sisi, lanjutnya, kenaikan biaya pupuk dan pestisida juga berdampak kepada program Peremajaan Sawit petani.
"Untuk itu, kami berharap pada pemerintah supaya membenahi regulasi dan skema pungutan di ekspor sawit serta membenahi harga pupuk dan pestisida" katanya.
Bobby mengharapkan melalui kebijakan percepatan ekspor CPO dapat mendongkrak harga TBS sawit kembali normal di atas Rp2.500/kg.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Apkasindo minta peratutan yang menekan harga TBS dicabut
Berita Terkait
BSIP serahkan satu ton benih padi diseminasi kepada petani Mamuju
Kamis, 10 Oktober 2024 1:20 Wib
Cegah serangan hama ulat pada jagung
Selasa, 8 Oktober 2024 15:09 Wib
Bappenas sedang menyusun reformasi pupuk untuk petani
Selasa, 8 Oktober 2024 10:56 Wib
Listrik hijau tekan biaya produksi petani di Sulsel hingga 83 persen
Minggu, 29 September 2024 19:43 Wib
BPSIP Sulbar dorong petani padi di Mamuju tingkatkan produksi
Minggu, 29 September 2024 18:32 Wib
Tim PKM Unismuh latih petani cara diversifikasi olahan tahu
Jumat, 27 September 2024 0:48 Wib
Pj Gubernur Sulsel menyerahkan bantuan ke petani garam di Pangkep
Kamis, 26 September 2024 23:33 Wib
Presiden Jokowi sebut harga beras di Indonesia mahal dipicu harga skema FOB
Kamis, 26 September 2024 16:01 Wib