DPK gelar Festival Aksara Lontara sambut HUT ke-353 Sulsel
Makassar (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Festival Aksara Lontara dan Pameran Perpustakaan Tahun 2022 di Makassar, 13-15 Oktober 2022, dalam menyambut HUT Ke-353 Sulsel.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Pemprov Sulsel Tautoto Tanarangginang dalam acara itu di Makassar, Kamis, menyampaikan apresiasi atas kegiatan itu karena menjadi salah satu cara memelihara dan melestarikan aksara lontara yang merupakan warisan budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
"Sulawesi Selatan memiliki potensi yang luar biasa, baik dari segi sumber daya manusia maupun kebudayaannya. Tidak banyak suku bangsa di Indonesia yang memiliki aksara dan tradisi tulis seperti yang dimiliki Suku Bugis Makassar di Sulawesi Selatan," ujarnya.
Dia mengatakan tradisi tulis penting artinya sebagai sarana pengabdian buah pikiran dan perasaan. Tulisan perwujudan jati diri suatu masyarakat.
Orang-orang Bugis Makassar termasuk suku bangsa yang beruntung karena memiliki tradisi tulis.
Ia menyebut mereka pemilik naskah kuno yang dikenal dengan nama Lontara. Oleh sebab itu potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal agar masyarakat setempat tidak lupa akan akar budaya daerahnya.
"Marilah kita selalu memelihara dan menjaga tradisi tulis kita dan aksara lontara kita sebagai modal literasi untuk membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif,” katanya.
Melalui Festival Lontara ini diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam khasanah literasi lontara berupa nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong.
"Sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat melalui khasanah budaya yang terkandung dalam literasi naskah lontara yang dimiliki masyarakat Sulawesi Selatan," ujarnya.
Kepala DPK Sulsel Moh Hasan Sijaya menyampaikan Festival Aksara Lontara untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda dan masyarakat terkait dengan budaya yang diturunkan leluhur.
"Ini warisan yang tidak ternilai dengan uang dalam bentuk literasi menjadi gambaran bahwa leluhur kita adalah orang-orang yang cerdas dan tentunya akan melahirkan generasi yang cerdas pula," ujarnya.
Kepala UPT Layanan Perpustakaan, Abd Hadi, dalam laporannya selaku pimpinan panitia pelaksana kegiatan itu, menjelaskan rangkaian acara pada kegiatan ini terdiri atas Pameran Perpustakaan dan Aksara Lontara yang diikuti oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota se-Sulsel, lembaga-lembaga terkait, universitas negeri dan swasta, serta organisasi perempuan.
Selain itu, dilaksanakan lomba lagu daerah Sulawesi Selatan yang diikuti oleh peserta dari kabupaten/kota se-Sulsel dan kalangan umum, dongeng literasi, peluncuran buku E-Book Lontaraq, tayang bincang, pertunjukan, senam bersama, lomba mewarnai Batik Lontara yang diikuti oleh peserta PAUD dan SD.
Kegiatan Festival Aksara Lontara diakhiri dengan seminar bertemakan "Menyongsong Penerapan Perda Aksara Lontara" yang diikuti oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota se-Sulsel, kepala SMA/SMK Kota Makassar, pegiat literasi dan peserta lainnya secara hybrid.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Pemprov Sulsel Tautoto Tanarangginang dalam acara itu di Makassar, Kamis, menyampaikan apresiasi atas kegiatan itu karena menjadi salah satu cara memelihara dan melestarikan aksara lontara yang merupakan warisan budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
"Sulawesi Selatan memiliki potensi yang luar biasa, baik dari segi sumber daya manusia maupun kebudayaannya. Tidak banyak suku bangsa di Indonesia yang memiliki aksara dan tradisi tulis seperti yang dimiliki Suku Bugis Makassar di Sulawesi Selatan," ujarnya.
Dia mengatakan tradisi tulis penting artinya sebagai sarana pengabdian buah pikiran dan perasaan. Tulisan perwujudan jati diri suatu masyarakat.
Orang-orang Bugis Makassar termasuk suku bangsa yang beruntung karena memiliki tradisi tulis.
Ia menyebut mereka pemilik naskah kuno yang dikenal dengan nama Lontara. Oleh sebab itu potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal agar masyarakat setempat tidak lupa akan akar budaya daerahnya.
"Marilah kita selalu memelihara dan menjaga tradisi tulis kita dan aksara lontara kita sebagai modal literasi untuk membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif,” katanya.
Melalui Festival Lontara ini diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam khasanah literasi lontara berupa nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong.
"Sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat melalui khasanah budaya yang terkandung dalam literasi naskah lontara yang dimiliki masyarakat Sulawesi Selatan," ujarnya.
Kepala DPK Sulsel Moh Hasan Sijaya menyampaikan Festival Aksara Lontara untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda dan masyarakat terkait dengan budaya yang diturunkan leluhur.
"Ini warisan yang tidak ternilai dengan uang dalam bentuk literasi menjadi gambaran bahwa leluhur kita adalah orang-orang yang cerdas dan tentunya akan melahirkan generasi yang cerdas pula," ujarnya.
Kepala UPT Layanan Perpustakaan, Abd Hadi, dalam laporannya selaku pimpinan panitia pelaksana kegiatan itu, menjelaskan rangkaian acara pada kegiatan ini terdiri atas Pameran Perpustakaan dan Aksara Lontara yang diikuti oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota se-Sulsel, lembaga-lembaga terkait, universitas negeri dan swasta, serta organisasi perempuan.
Selain itu, dilaksanakan lomba lagu daerah Sulawesi Selatan yang diikuti oleh peserta dari kabupaten/kota se-Sulsel dan kalangan umum, dongeng literasi, peluncuran buku E-Book Lontaraq, tayang bincang, pertunjukan, senam bersama, lomba mewarnai Batik Lontara yang diikuti oleh peserta PAUD dan SD.
Kegiatan Festival Aksara Lontara diakhiri dengan seminar bertemakan "Menyongsong Penerapan Perda Aksara Lontara" yang diikuti oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota se-Sulsel, kepala SMA/SMK Kota Makassar, pegiat literasi dan peserta lainnya secara hybrid.