Makassar (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan memperkuat kualitas dan akses pelayanan KB, khususnya di fasilitas kesehatan (faskes) untuk mengejar target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024. “Penguatan keluarga pelayanan perencanaan di faskes sangat penting untuk mencapai
target prevalensi stunting yang telah dicanangkan pemerintah dua tahun lalu," kata Kepala BKKBN Perwakilan Sulsel Andi Ritamariani di Makassar, Kamis.
Untuk mencapai hal itu, pihaknya aktif mensosialisasikan dan membuka Orientasi Peningkatan Kapasitas Pelayanan KB bagi Tenaga Kesehatan di faskes, jejaring dan jejaring di Puskesmas seperti yang dilakukan di Tinggi Moncong, Malino, Kabupaten Gowa, pekan lalu. .
Menurut dia, dari hasil Pendataan Keluarga tahun 2022, penggunaan alat kontrasepsi modern (mCPR) masih sangat rendah yakni 56,3 persen, sedangkan unmet need KB masih tinggi yakni 16,1 persen.
“Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan penguatan akses dan kualitas pelayanan KB, salah satunya melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Faskes, Jaringan dan jaringan dalam memberikan pelayanan KB,” kata Andi Rita.
Sebagai Koordinator Program Percepatan Penanggulangan Stunting di Indonesia, BKKBN mendapatkan mandat dari Presiden Republik Indonesia untuk menurunkan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
Prevalensi stunting di Indonesia saat ini masih 21,6 persen (SSGI 2022) dan Sulawesi Selatan 27,2 persen. Angka tersebut masih di atas angka standar yang ditolerir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 20 persen untuk masing-masing negara.
Andi Rita menegaskan, kunci penanganan stunting adalah kolaborasi lintas sektor, masing-masing pihak berkontribusi dan bersinergi sesuai tugas dan fungsi yang diembannya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan berkembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi penyakit berulang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Akibatnya, anak stunting memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, mudah terkena penyakit dan memiliki ketergantungan pada orang lain.
Upaya pencegahan stunting, kata Andi Rita, dilakukan dari hulu melalui pendekatan keluarga dengan menyasar 4 kelompok sasaran yaitu remaja calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah usia 2 tahun.
“BKKBN memiliki kontribusi yang besar dalam upaya pengurangan stunting yaitu melalui pencegahan 4 ekses dan program KB khususnya KB pasca melahirkan dan pasca aborsi serta kelompok kegiatan seperti BKR, BKB dan Genre Forum,” ujar Andi Rita.*
Berita ini juga telah tayang di Antaranews .com dengan judul: BKKBN Sulsel perkuat layanan faskes KB dalam kejar target penurunan stunting
Berita Terkait
Unhas Holds RoadShow Series on Visa Management for Foreign Students and Researchers
Jumat, 3 Mei 2024 11:42 Wib
Pokja Sulsel tingkatkan kualitas anak usia dini melalui Gebyar PAUD 2024
Jumat, 3 Mei 2024 11:00 Wib
Kakanwil Kemenkumham audiensi dengan Pj Gubernur Sulsel
Jumat, 3 Mei 2024 7:56 Wib
Penetapan anggota DPRD terpilih pada empat daerah di Sulsel ditunda
Jumat, 3 Mei 2024 6:56 Wib
Fatayat NU Sulsel memperkuat kemitraan dengan Kemenag Sulsel
Jumat, 3 Mei 2024 0:34 Wib
Ekspor Sulsel Maret 2024 capai Rp190 juta dolar AS, meningkat 40 persen
Kamis, 2 Mei 2024 20:43 Wib
Turis Malaysia mendominasi kunjungan wisatawan ke Sulsel pada Maret 2024
Kamis, 2 Mei 2024 20:43 Wib
Peringatan Hardiknas tingkat Provinsi Sulawesi Selatan bertabur penghargaan
Kamis, 2 Mei 2024 20:09 Wib