Pangdam XIV/Hasanuddin majukan "food estate" untuk atasi inflasi
Makassar (ANTARA) - Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso memajukan pertanian dan peternakan guna mendukung kegiatan pengendalian inflasi melalui program pengembangan pangan secara terintegrasi atau food estate.
"Dengan kegiatan food state ini, sudah dirasakan manfaatnya. Selain kepada karyawan juga kepada masyarakat sekitar, hasilnya untuk karyawan dan sebagian dijual ke masyarakat yang ada di sekitar dengan harga standar," ujarnya di Makassar," Selasa.
Mayjen TNI Totok Imam Santoso mulai melaksanakan program food estate itu saat COVID-19 melanda.
Dia menyatakan jika pada 2022, inflasi melanda di tengah mewabahnya COVID-19 dan isu utama yang menjadi kekhawatiran masyarakat global adalah kekurangan bahan pangan.
Menurut dia, kekhawatiran soal inflasi ini naik dua kali lipat pada September 2022 dari tingkat kekhawatiran pada awal tahun. Kenaikan harga pun menjadi perhatian nomor satu, sehingga dibutuhkan langkah taktis dalam mengatasinya.
"Kekhawatiran masyarakat global pada 2022 itu juga berpengaruh di Indonesia. Bangsa kita yang dikaruniai iklim tropis, memudahkan untuk bisa mengembangkan komoditas untuk cadangan bahan pangan dan hanya dibutuhkan langkah taktis untuk memulainya," katanya.
Mayjen TNI Totok Imam Santoso pun mengaku jika pemerintah dan otoritas terkait pun terus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat, sehingga tetap terkendali.
Dia pun mendukung program pemerintah yakni Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Totok pun menindaklanjuti dengan melakukan langkah yang berskala besar yakni melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan yang berlokasi di Desa Mapila, Kecamatan Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Kerja sama dengan PT. Bukit Makmur Resource (BMR) dalam bentuk kegiatan food estate guna mendukung program pemerintah khususnya dalam membantu masyarakat sekitar perusahaan dan menekan inflasi.
Kerja sama food estate tahap pertama seluas 10 hektare, telah berjalan beberapa bulan lalu. Walaupun tergolong masih baru, yang dihasilkan dari lahan aneka sayuran, peternakan dan perikanan tersebut dapat dikatakan sangat fantastis, dimana pada komoditi hortikultura seperti cabe, tomat, terong, kacang panjang, buncis, kangkung dan bayam, mulai dirasakan manfaatnya.
Untuk sayur yang dihasilkan saat panen perdana pada akhir Juni 2023 mencapai 318 kg meliputi: bayam merah 65,6 kg, bayam hijau 21 kg, kacang panjang 97 kg, kangkung 25 kg, mentimun 77 kg, dan buncis 33 kg, yang sebagian besarnya dibagikan kepada masyarakat sekitar sesuai dengan arahan Pangdam.
Tidak hanya dari tanaman tumbuh yang berkembang dengan hasil menggunakan medium tanah bekas limbah ore nikel. Proyek ketahanan pangan ini juga terdapat program peternakan ayam petelur sebanyak 1.000 ekor, peternakan 1.500 ikan lele dan 2.000 ikan nila dengan menggunakan budidaya kolam bioflok.
Menurut mantan Danpusenarmed ini, hadirnya aneka sayuran, peternakan dan perikanan di lahan yang digarap oleh para Babinsa dan warga sekitar, tentunya tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari bagi perusahaan dan juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan, tetapi juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar sehingga tujuan dalam membantu pemerintah menekan tingkat inflasi tercapai.
"Dengan kegiatan food state ini, sudah dirasakan manfaatnya, selain kepada karyawan juga kepada masyarakat sekitar, hasilnya untuk karyawan dan sebagian dijual ke masyarakat yang ada di sekitar dengan harga standar," tutur Pangdam.
"Ini merupakan wujud nyata salah satu implementasi dari 7 Perintah Harian Kasad dimana TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi," tambah Mayjen TNI Totok Imam Santoso.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pangdam XIV/Hsn majukan "food estate" untuk atasi inflasi
"Dengan kegiatan food state ini, sudah dirasakan manfaatnya. Selain kepada karyawan juga kepada masyarakat sekitar, hasilnya untuk karyawan dan sebagian dijual ke masyarakat yang ada di sekitar dengan harga standar," ujarnya di Makassar," Selasa.
Mayjen TNI Totok Imam Santoso mulai melaksanakan program food estate itu saat COVID-19 melanda.
Dia menyatakan jika pada 2022, inflasi melanda di tengah mewabahnya COVID-19 dan isu utama yang menjadi kekhawatiran masyarakat global adalah kekurangan bahan pangan.
Menurut dia, kekhawatiran soal inflasi ini naik dua kali lipat pada September 2022 dari tingkat kekhawatiran pada awal tahun. Kenaikan harga pun menjadi perhatian nomor satu, sehingga dibutuhkan langkah taktis dalam mengatasinya.
"Kekhawatiran masyarakat global pada 2022 itu juga berpengaruh di Indonesia. Bangsa kita yang dikaruniai iklim tropis, memudahkan untuk bisa mengembangkan komoditas untuk cadangan bahan pangan dan hanya dibutuhkan langkah taktis untuk memulainya," katanya.
Mayjen TNI Totok Imam Santoso pun mengaku jika pemerintah dan otoritas terkait pun terus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat, sehingga tetap terkendali.
Dia pun mendukung program pemerintah yakni Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Totok pun menindaklanjuti dengan melakukan langkah yang berskala besar yakni melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan yang berlokasi di Desa Mapila, Kecamatan Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Kerja sama dengan PT. Bukit Makmur Resource (BMR) dalam bentuk kegiatan food estate guna mendukung program pemerintah khususnya dalam membantu masyarakat sekitar perusahaan dan menekan inflasi.
Kerja sama food estate tahap pertama seluas 10 hektare, telah berjalan beberapa bulan lalu. Walaupun tergolong masih baru, yang dihasilkan dari lahan aneka sayuran, peternakan dan perikanan tersebut dapat dikatakan sangat fantastis, dimana pada komoditi hortikultura seperti cabe, tomat, terong, kacang panjang, buncis, kangkung dan bayam, mulai dirasakan manfaatnya.
Untuk sayur yang dihasilkan saat panen perdana pada akhir Juni 2023 mencapai 318 kg meliputi: bayam merah 65,6 kg, bayam hijau 21 kg, kacang panjang 97 kg, kangkung 25 kg, mentimun 77 kg, dan buncis 33 kg, yang sebagian besarnya dibagikan kepada masyarakat sekitar sesuai dengan arahan Pangdam.
Tidak hanya dari tanaman tumbuh yang berkembang dengan hasil menggunakan medium tanah bekas limbah ore nikel. Proyek ketahanan pangan ini juga terdapat program peternakan ayam petelur sebanyak 1.000 ekor, peternakan 1.500 ikan lele dan 2.000 ikan nila dengan menggunakan budidaya kolam bioflok.
Menurut mantan Danpusenarmed ini, hadirnya aneka sayuran, peternakan dan perikanan di lahan yang digarap oleh para Babinsa dan warga sekitar, tentunya tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari bagi perusahaan dan juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan, tetapi juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar sehingga tujuan dalam membantu pemerintah menekan tingkat inflasi tercapai.
"Dengan kegiatan food state ini, sudah dirasakan manfaatnya, selain kepada karyawan juga kepada masyarakat sekitar, hasilnya untuk karyawan dan sebagian dijual ke masyarakat yang ada di sekitar dengan harga standar," tutur Pangdam.
"Ini merupakan wujud nyata salah satu implementasi dari 7 Perintah Harian Kasad dimana TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi," tambah Mayjen TNI Totok Imam Santoso.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pangdam XIV/Hsn majukan "food estate" untuk atasi inflasi