Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lebih kompak, berani, dan gesit dalam menghadapi tantangan global saat ini.
"ASEAN juga butuh strategi taktis jangka panjang yang relevan dan sesuai dengan harapan rakyat," kata presiden yang akrab disapa Jokowi itu saat membuka sidang pleno KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa.
ASEAN sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik konsisten bekerja keras melakukan pendekatan inklusif untuk memajukan ekonomi dan pembangunan sehingga ASEAN bisa berdampak nyata kepada rakyat dan dunia, sambung Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa ASEAN sebagai "kapal besar" memiliki tanggung jawab besar kepada ratusan juta jiwa rakyat di dalamnya.
Untuk itu, para pemimpin ASEAN harus memastikan kapal tersebut bisa terus melaju dan berlayar meski berlayar di tengah badai.
Presiden mengatakan negara-negara anggota ASEAN saat ini telah membahas penyusunan kesepakatan (concord) ASEAN ke-4 untuk merumuskan strategi organisasi itu dalam 20 tahun ke depan sampai 2045.
Sebanyak 22 negara tamu hadir di Jakarta untuk mengikuti KTT ASEAN.
Selain ASEAN, pertemuan puncak para pemimpin kali ini juga dihadiri para negara mitra luar kawasan, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Kanada.
Dari 22 negara tamu yang hadir, tiga di antaranya yaitu Thailand, Amerika Serikat, Rusia tidak diwakili kepala negara/kepala pemerintahan.
Thailand diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Thailand Sarun Charoensuwan. Delegasi AS akan dipimpin oleh Wakil Presiden Kamala Harris, sedangkan Rusia akan diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Perdana Menteri Jepang, China, Australia, dan Kanada dipastikan hadir. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga akan mengikuti KTT tiga hari itu. Negara-negara ini adalah mitra-mitra ASEAN.
Beberapa organisasi internasional yang juga berpartisipasi dalam forum ini adalah Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.