Makassar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin meninjau Pelabuhan Pattiro Bajo, Kabupaten Bone, dalam rangka menghidupkan kembali potensi ekonomi di Teluk Bone, termasuk dari hasil buminya, guna menjadi lokomotif pembangunan di provinsi itu.
"Satu bulan terakhir setelah menjadi penjabat gubernur, saya sampaikan bahwa ratusan tahun Teluk Bone adalah raksasa yang sedang tidur," ujarnya melalui keterangan yang diterima di Makassar, Minggu.
Ia mengatakan Teluk Bone merupakan jalur laut yang penting sehingga harus menjadi perhatian dan pemerataan pembangunan harus dilakukan.
"Dalam sejarah yang berkembang, semua berpusat di Parepare dan di Makassar. Itu semua pantai barat. Akhirnya semua barang dari luar semua ke Makassar dan Parepare, baru di kirim ke Bone, Wajo, Sinjai, dan seterusnya. Akibatnya biaya transportasi besar dan pasti cepat rusak jalan," ucapnya.
Karena itu pengembangan pelabuhan laut misalnya sangatlah penting untuk biaya logistik yang lebih murah dan menjadi solusi untuk menjawab kesulitan masyarakat menjual hasil pertanian.
"Bagaimana cara mengurangi biaya transportasi. Apapun yang paling murah adalah jalur laut. Kenapa China Shanghai paling besar di dunia, karena dia memiliki pelabuhan terbesar saat ini. Kenapa Singapura paling besar saat ini karena dia pelabuhan laut terbesar barang di dunia di kawasan ini," jelasnya.
Ia mencontohkan perbandingan dari segi keuntungan hasil panen di Kabupaten Bone dengan Kabupaten Maros, tentunya lebih murah biaya operasional petani di Maros dibandingkan dengan petani di Bone jika dijual di Makassar, karena faktor biaya transportasi.
Bachtiar mengatakan kedatangan di Pelabuhan Pattiro Bajo, di Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone seiring dengan penyerahan sembilan pelabuhan yang sebelumnya dikelola Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel. "Nah sebagai pemprov, saya ingin tahu apa yang diserahkan itu," jelasnya.