Jakarta (ANTARA) - Pembalap motor Indonesia Mario Suryo Aji (Honda Team Asia) mengatakan dirinya menemukan sejumlah tantangan baru saat menjajal Sirkuit Internasional Lusail yang baru saja diaspal ulang, pada sesi latihan bebas Moto3 Qatar.
“Pada latihan pertama, saya tidak bisa menekan terlalu keras karena aspal baru sangat kotor, dan saya tidak bisa merasakan cengkeraman antara ban dan aspal. Saya memutuskan untuk mendedikasikan latihan ini untuk menganalisis trek lebih lanjut,” kata Mario dikutip dari keterangan resmi tim, Sabtu.
Adapun Mario mencatatkan waktu putaran terbaik 2 menit 09,354 detik dan mengakhiri sesi latihan tersebut di P26.
Ia melanjutkan, dirinya masih belum bisa menemukan strategi yang tepat dengan kondisi aspal yang baru itu.
“Saya tidak puas dengan posisi akhir saya, tapi saya puas dengan perasaan saya di atas motor. Kami harus terus bekerja untuk menjadi lebih baik di babak kualifikasi,” ujar pembalap asal Jawa Timur tersebut.
Sementara itu, rekan satu tim Mario yakni Furusato Taiyo, mengatakan kondisi aspal baru di Sirkuit Internasional Lusail sangat licin dan menyulitkan. Hal itu terbukti dengan Furusato yang finis P22 dan mencatatkan waktu putaran terbaik 2 menit 09,038 detik.
“Ini adalah hari yang sulit di Qatar. Di P1, saya tidak merasakan apa pun dengan aspalnya, (aspal) terasa sangat licin. Sore harinya, kami melakukan beberapa perubahan pada setup dan menggunakan ban medium dan saya tampil lebih baik, tapi saya membuat banyak kesalahan, merusak waktu putaran terbaik saya,” kata Furusato.
Pembalap asal Jepang itu pun mengambil banyak pelajaran dari sesi latihan untuk kemudian diaplikasikan di babak kualifikasi.
“Mengenai penyiapannya, kami punya beberapa ide untuk babak kualifikasi nanti, dan saya akan mencoba melanjutkan perkembangannya,” ujar dia.
Manajer Honda Team Asia Hiroshi Aoyama menambahkan, kondisi di sirkuit yang dipenuhi dengan debu dan aspal baru memang menjadi sorotan utama dalam sesi latihan ini.
“Taiyo dan Mario berjuang menghadapi kondisi licin tersebut. Mereka perlu menyesuaikan garis dan titik pengeremannya. Mereka memerlukan lebih banyak waktu di jalur karena kami seharusnya lebih unggul. Mari kita lihat nanti,” ujar Aoyama.