Mamuju (ANTARA) - Pasar murah yang digelar pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sebagai upaya dalam menekan inflasi dengan memberlakukan diskon 20 persen kepada masyarakat yang datang sebagai pembeli.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Waris Bestari di Mamuju, Senin mengatakan, pasar murah yang digelar pemerintah Sulbar atas kerja sama Pemerintah Sulbar dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulbar, Badan Ketahanan Pangan Nasional, Perum Bulog, dan Bank Indonesia BI Perwakilan Sulbar.
Ia mengatakan, program gerakan pasar pangan murah itu, juga sebagai upaya Pemerintah Sulbar dalam mencegah inflasi dan memastikan pasokan kebutuhan pokok tetap tersedia bagi masyarakat di Kabupaten Mamuju.
Menurut dia, pemerintah Sulbar telah menggelar pasar murah sebanyak 29 kali disejumlah titik tersebar pada enam Kabupaten di Sulbar sebagai langkah pemerintah mengendalikan inflasi.
Ia menyampaikan, kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah tersebut lebih murah dari harga pasaran, karena disediakan diskon 20 persen untuk setiap komoditi yang dijual pemerintah kepada masyarakat yang datang membeli.
Setelah diberlakukan diskon 20 persen, maka harga beras dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram, selain itu juga dijual telur dengan harga Rp44,000 per rak dan bawang putih 32,000 per kilogram di pasar murah itu.
Kemudian harga minyak goreng dijual dengan harga Rp13.000 per kilogram, kemudian cabe keriting dijual dengan harga 19.000 per kilogram, bawang merah dengan harga Rp18.000 per kilogram dan daging ayam 56.000 per kilogram.
Ia berharap, dengan pasar murah tersebut dapat membuat daya beli masyarakat meningkat, serta menjaga ketersediaan stok sembako untuk masyarakat serta dapat menekan inflasi di Sulbar.
"Inflasi di Sulbar sekitar 1,19 persen, dan menjadi daerah dengan inflasi terendah di Indonesia, namun demikian pemerintah Sulbar terus berupaya menekan inflasi agar ekonomi masyarakat tidak terbebani memenuhi kebutuhannya," katanya.