Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut tingkat inflasi provinsi secara bulanan (mtm) sebesar 0,15 persen dan mengakhiri tren deflasi yang terjadi selama beberapa bulan pada 2024.
Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Jumat, mengatakan inflasi secara tahunan atau year to year (yoy) sebesar 1,53 persen dan secara tahun kalender sejak Januari-Oktober 2024 sebesar 0,68 persen (ytd).
"Inflasi secara bulanan itu 0,15 persen (mtm), secara tahunan 1,53 persen (yoy) dan tahun kalender 0,68 persen (ytd)," ujarnya.
Aryanto menyebut inflasi tahunan 1,53 persen terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,85 persen.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,7 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,8 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 1,95 persen; kelompok transportasi sebesar 0,43 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,36 persen; kelompok pendidikan sebesar 1 persen.
Pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,03 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,93 persen.
"Dari semua kelompok pengeluaran alami inflasi dan penyeimbangnya hanya pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,10 persen," katanya.
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Oktober 2024, antara lain; emas perhiasan, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, nasi dan lauk, minyak goreng, tarif kendaraan roda dua, sepeda motor, pisang dan mie.
Kemudian komoditas penyeimbang inflasi yang memberi andil deflasi yakni ikan benggol, bensin, cabai merah, beras, ikan cakalang, kentang, pepaya, daun bawang, jagung manis dan asam.
Pada Oktober 2024, dari delapan kabupaten/kota IHK di Provinsi Sulawesi Selatan enam diantaranya mengalami inflasi dan dua kota mengalami inflasi secara mtm.
Adapun enam kabupaten dan kota itu, Kabupaten Bulukumba 0,18 persen, Kabupaten Watampone (0,02), Wajo (0,13), Sidrap (0,25), Lutim (0,12), dan Kota Makassar inflasi 0,20 persen. Sementara dua kota lainnya Parepare minus 0,15 persen dan Palopo minus 0,07 persen.