Makassar (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (TPID Sulsel) fokuskan perhatian pada lima komoditi pemicu inflasi di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah.
"TPID Provinsi Sulsel bersama 24 TPID kabupaten/kota se-Sulsel berkomitmen untuk menekan inflasi dengan fokus pada lima komoditi pemicu inflasi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, berdasarkan rilis BPS Provinsi Sulsel mengalami deflasi berturut-turut pada Januari dan Februari 2025 terutama didorong penurunan tarif listrik sebesar 50 persen.
Kendati demikian, kenaikan harga pangan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri perlu mendapat perhatian khususnya lima komoditi seperti aneka cabai, minyak goreng, bawang putih, gula pasir, dan daging ayam ras.
Rizki mengatakan, secara historis periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momen kritikal yang perlu diantisipasi.
Komoditas pemicu dapat berupa beras, tomat, cabai merah, bawang merah dan Angkutan Udara menjadi komoditas utama yang frekuensinya cukup tinggi dalam mendorong kenaikan inflasi di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sulsel.
Kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 hingga 14 persen selama masa Angkutan Lebaran 2025 menjadi optimisme dalam upaya menjaga stabilisasi inflasi, sehingga peran dan tanggung jawab Pemda dapat lebih difokuskan untuk pengendalian harga pangan strategis.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, upaya pengendalian inflasi di Sulsel dengan tiga garis besar rekomendasi yakni peningkatan pasokan dan ketahanan pangan di sisi hulu.
Selanjutnya, mewujudkan keterjangkauan harga dan efisiensi distribusi di sisi hilir, serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan antar stakeholder.