Makassar (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Fatmawati Rusdi, mengapresiasi komitmen umat Hindu dalam menjaga toleransi dan kerukunan di Sulsel.
“Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sangat terbuka untuk bersinergi. Kami berharap PHDI menjadi mitra aktif dalam mendukung program pemerintah, khususnya dalam memperkuat kerukunan umat beragama,” ujar Fatmawati Rusdi dalam keterangannya di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan pertemuan dengan jajaran pengurus Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Sulsel menjadi ajang silaturahmi dalam rangka pelaksanaan kegiatan Dharma Santi atau momen saling memaafkan dan mempererat hubungan antar umat sebagai penutup rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947/2025.
Sementara itu, Ketua Harian PHDI Sulsel yang juga menjabat sebagai Sekretaris FKUB Sulsel Gede Durahman, menyampaikan terima kasih atas kesempatan audiensi yang diberikan oleh Wakil Gubernur.
Ia menjelaskan kedatangannya bertujuan untuk menyampaikan agenda penutupan Hari Raya Nyepi dalam bentuk Dharma Santi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Kami ingin menyampaikan bahwa rangkaian Hari Raya Nyepi telah berjalan dan besok akan ditutup dengan Dharma Santi. Kami akan melaksanakan open house di Pura Giri Nata pukul 10 pagi, dan selanjutnya pada tanggal 19 April Dharma Santi akan digelar di Luwu Timur,” kata Gede.
Ia menjelaskan bahwa makna Dharma Santi sejatinya sama dengan silaturahmi terbuka atau open house yang dilakukan saat Idul Fitri.
“Dharma Santi itu adalah momen saling memaafkan. Maknanya sangat mirip dengan minal aidzin wal faidzin, karena Hari Raya Nyepi itu sendiri memiliki nilai-nilai Catur Brata (empat prinsip pengendalian diri selama Hari Raya Nyepi) yang sejalan dengan semangat Ramadan di kalangan umat Muslim,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan undangan langsung kepada Wakil Gubernur untuk menghadiri Dharma Santi yang akan digelar di Desa Kartaraharja, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur.
Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan Dharma Santi dilakukan di tengah masyarakat akar rumput, bukan di hotel atau tempat eksklusif, sebagai wujud pelayanan langsung kepada masyarakat kecil.
“Kita ingin Dharma Santi bersentuhan langsung dengan masyarakat. Di sana ada UMKM, pemberdayaan umat, dan pergerakan ekonomi. Ini bentuk penguatan nilai keberagaman dan kesejahteraan,” kata Gede.*