Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sukses menghadirkan 47 kendaraan listrik ramah lingkungan dan kembali merencanakan penambahan armada pengangkut sampah berbahan bakar listrik.
Penjabat (Pj) Sekda Makassar Firman Hamid Pagarra di Makassar, Kamis, mengatakan kendaraan ramah lingkungan yang dihadirkan untuk mendukung program kota karbon rendah (low carbon city).
"Pemkot Makassar berkomitmen untuk menghadirkan dan menjalankan program low carbon city dan berbagai sarana pendukungnya sudah direalisasikan," ujarnya.
Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia beberapa waktu lalu, pihaknya telah merealisasikan komitmen itu dengan menghadirkan berbagai sarana infrastruktur pendukung.
Ia mencontohkan Pemkot Makassar sudah menghadirkan 47 kendaraan listrik ambulans "Home Care Dottorota" yang lebih ramah lingkungan. Pihaknya menggelontorkan anggaran sebesar Rp14,7 miliar untuk 47 kendaraan listrik, termasuk menghadirkan panel surya di semua kantor kecamatan dan sekolah tingkat SD dan SMP.
"Komitmen Kota Makassar juga dibarengi dengan inovasi dalam mengatasi tantangan lingkungan, seperti dengan mendorong pembangunan kota yang ramah lingkungan dan Program Low Carbon City," katanya.
Berbagai Inovasi teknologi dan kebijakan diambil untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya revisi tata ruang seperti Gedung Mavec, penerapan teknologi hijau, gerakan dekarbonisasi dan oksigenisasi, serta perubahan perilaku sosial.
Dengan komitmen sebagai low carbon city, pihaknya telah menunjukkan peningkatan kualitas udara pada kategori baik. Dengan kriteria kritis SO2 dan NO2 sebagai parameter utama pengaruh transportasi dari pembakaran bahan bakar fosil.
“Nah, saat ini Pak Wali konsen dengan gencar menghadirkan kendaraan listrik, salah satunya mobil Dottorota Home Care. Lalu panel surya di sekolah-sekolah tahap awal dan nantinya di perkantoran,” ucapnya.
Rencananya juga akan ada revitalisasi kendaraan pengangkut sampah berkonsep ramah lingkungan.
“Ada beberapa mobil pengangkut sampah yang sudah tidak layak pakai nantinya akan diganti dengan mobil listrik, jadi tidak ada alasan lagi tidak mengangkut sampah karena alasan BBM habis. Dan nantinya pengangkutan berdasarkan RT/RW bukan lagi kecamatan,” tuturnya.
Hal ini juga dibuktikan dengan terbentuknya ruang-ruang terbuka hijau penanaman pohon di Jalan Metro Tanjung Bunga serta melakukan kegiatan bersih pantai di Pulau Gusung dan Lego-Lego CPI yang melibatkan pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat umum.
Firman mengajak untuk untuk terus menerapkan perilaku hidup berkelanjutan sebagai upaya untuk mereduksi emisi, menurunkan pencemaran, dan menyelesaikan dampak krisis iklim.
“Ini menjadi momen penting untuk semua komponen masyarakat terus menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian secara konsisten dalam upaya memperbaiki lingkungan secara berkelanjutan,” ucapnya.