Tim Garam Universitas Hasanuddin membimbing petambak di Desa Bontobahari, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan tentang pembuatan garam yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk konsumsi.
Ketua Tim Garam Unhas Indah Raya melalui keterangan di Makassar, Senin, mengemukakan selama ini banyak lahan tambak mengalami kekeringan dan tidak dimanfaatkan masyarakat sehingga diharapkan lahan itu bisa dimanfaatkan untuk membuat garam saat musim kemarau.
"Kita berharap bahwa masyarakat yang ada di Desa Bontobahari, khususnya daerah Sabang, mampu memanfaatkan lahannya yang kering sehingga mereka tetap memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari," ujarnya.
Pada musim kemarau, kebanyakan lahan masyarakat hanya dibiarkan kering hingga musim hujan tiba untuk kembali digunakan budi daya bandeng, udang, atau rumput laut yang dikenal masyarakat setempat sebagai sango-sango.
"Sementara di sisi lain, saat musim kemarau tiba maka pengeluaran masyarakat di daerah Bontobahari akan meningkat karena mereka membeli air bersih untuk keperluan hidup mereka sehari-hari," ujarnya.
Dia mengharapkan dengan adanya pemanfaatan lahan tambak yang kering untuk pembuatan garam krosok maka masyarakat tetap mampu mempunyai pendapatan saat kemarau.
"Selain itu, masyarakat yang selama ini pergi merantau mencari penghasilan di kota atau daerah lainnya saat musim kemarau tiba tetap bisa memperoleh penghasilan, tanpa harus jauh dari keluarga mereka selama beberapa bulan," kata Indah Raya yang juga dosen Unhas tersebut.
Bimbingan dari Unhas ini dilakukan dengan sosialisasi sebagai wujud pengabdian masyarakat. Sejumlah pengajar Unhas turut terlibat pada kegiatan ini, seperti Andi ilham Latunra, Andi Asmi Citra Malina, dan Andi Muhammad Anshar.
Mereka melakukan penyuluhan kepada petambak yang saat musim kemarau lahannya mengalami kekeringan dan tidak dapat dimanfaatkan untuk memelihara ikan maupun sango-sango.
Selain melibatkan dosen dari berbagai disiplin ilmu, kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini untuk memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa sekaligus mengasah kepekaan mahasiswa dengan melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan.
Selain melibatkan dosen dari berbagai disiplin ilmu, kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini untuk memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa sekaligus mengasah kepekaan mahasiswa dengan melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan.
Diharapkan pula muncul ide-ide inovatif mahasiswa dalam mengatasi permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat.