Mamuju (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat mendorong para petani menggunakan benih bersertifikat sehingga dapat meningkatkan produksi dan kualitas pertanian di daerah itu.
"Penggunaan benih bersertifikat ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para petani, seperti peningkatan hasil panen dan penjaminan kualitas produksi," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Herdin Ismail, pada sosialisasi penggunaan benih bersertifikat, di Mamuju, Jumat.
Sosialisasi itu menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian, yakni Santi Fitria Sari serta Fissilmi Kaffah.
Selain itu, juga menghadirkan Ahmad Kasim, Koordinator Point Offline Store (POS) Sawit PPKS Sulbar, yang turut memberikan materi mengenai implementasi kebijakan penggunaan benih bersertifikat di lapangan.
"Kehadiran narasumber dari Ditjenbun Kementan dan POS Sawit PPKS Sulbar, telah memberikan wawasan yang berharga mengenai kebijakan dan strategi implementasi benih bersertifikat," terang Herdin Ismail.
Herdin Ismail menyampaikan terima kasih atas partisipasi semua pihak yang turut serta pada sosialisasi penggunaan benih bersertifikat tersebut.
Ia berharap hasil dari sosialisasi itu, dapat mendorong adopsi penggunaan benih bersertifikat secara lebih luas di Sulbar, sehingga dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan pertanian dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
"Kami optimistis bahwa hasil dari sosialisasi ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pertanian dan kesejahteraan masyarakat Sulbar," kata Herdin Ismail.
Sementara, Kepala UPTD Balai Sertifikasi, Pengawasan, dan Pengujian Mutu Benih Perkebunan (BSPMBP) Provinsi Sulbar Muhammad Fadlullah menyampaikan, sosialisasi tersebut bertujuan mendalami pemahaman petani tentang pentingnya menggunakan benih yang telah tersertifikasi dalam upaya meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.
Sosialisasi itu menurut Muhammad Fadlullah, penting untuk memastikan para petani memahami manfaat dan prosedur penggunaan benih bersertifikat yang telah melewati uji kualitas yang ketat.
"Sosialisasi ini juga menjadi forum bagi peserta untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pembenihan secara daring, ciri-ciri benih yang resmi, prosedur secara offline pemesanan benih, manfaat benih bersertifikat serta mendiskusikan tantangan dan solusi dalam implementasinya," jelasnya.
Pada kegiatan itu tambahnya, para peserta diberikan penjelasan mengenai prosedur sertifikasi benih secara digital melalui aplikasi Babebun, kriteria yang harus dipenuhi oleh benih untuk mendapatkan sertifikasi serta manfaat dari penggunaan benih bersertifikat dalam jangka panjang.
"Diskusi juga dilakukan mengenai tantangan dan solusi dalam penggunaan benih bersertifikat di Sulbar. Para petani diajak untuk memahami pentingnya menggunakan benih yang telah teruji dan memiliki sertifikat resmi dari otoritas yang kompeten," jelas Muhammad Fadlullah.