Mamuju (ANTARA Sulbar) - Perusahaan perkebunan sawit PT Astra Agro Lestari (AAL) menanam 350.000 pohon mangrove di pesisir Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka mendukung program pelestarian lingkungan.
"Selama lima tahun terakhir sebanyak 350 ribu pohong mangrove ditanam PT AAL di wilayah pesisir Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Matra dalam rangka kepedulian dan untuk mendukung program kelestarian lingkungan hidup dipesisir pantai," kata Humas PT AAL, Husni di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan, PT ALL telah diberikan penghargaan Kalpataru oleh pemerintah pusat karena menanam mangrove dipesisir pantai Mamuju Utara dan komitmen memelihara lingkungan.
"Dengan memberdayakan kelompk masyarakat kini mangrove telah tumbuh dipesisir pantai Mamuju Utara, dan menjadi hutan bakau, selanjutnya upaya PT AAL tersebut akan dikembangkan menjadi taman wisata, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan daerah," katanya.
Menurut dia, selain menjadi taman eko wisata hutan bakau yang dibangun PT AAL bersama masyarakat itu juga akan menjadi tempat bagi masyarakat mengembangkan budidaya air tawar.
"Dampak membangun hutan mangrove ini selain menjaga lingkungan menjaga abrasi dan menjadi taman wisata juga untuk menghasilkan budidaya air tawar yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, hasil budidaya air payau.
Ia mengatakan, pembangunan hutan mangrove itu menjadi usaha masyarakat telah mendapatkan izin pemerintah untuk terus dikembangkan.
Said warga Kecamatan Tikke Raya salah seorang masyarakat mengatakan sangat berterimakasih atas upaya yang dilakukan PT AAL membangun hutan mangrove karena akan bernilai ekonomi masyarakat.
"Saat ini kelompok masyarakat sedang membudidayakan ikan bandeng dan kepiting sert komoditi air tawar lainnya, yang dirasakan akan berdampak bagi masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, kepiting yang dikembangkan masyarakat akan menjanjikan bagi ekonominya kedepan.
"Potensi mengembangkan komoditi air tawar dihutan mangrove akan menjanjikan karena kalau masyarakat membeli bibit kepiting Rp20 ribu perekor seberat tiga ons, maka dalam 15 hari dapat menghasilkan kepiting dengan berat menjadi empat ons," katanya.
Ia melanjutkan, ketika dijual maka kepiting dengan berat empat ons tersebut dapat dijual dengan harga Rp70.000 itu artinya keuntungan mengembangkan budidaya kepiting Rp50 ribu dalam 15 hari, sehingga bila masyarakat memelihara 100 kepiting maka menghasilkan keuntungan Rp5 juta. Biqwanto
Berita Terkait
PT IKI dan PT SCI bekerja sama pengembangan dan pemanfaatan aset
Minggu, 28 April 2024 11:37 Wib
Tekad Kejaksaan Agung tuntaskan kasus megakorupsi PT Timah
Minggu, 28 April 2024 11:21 Wib
KPK menetapkan dua tersangka baru kasus dugaan korupsi di PT Amarta Karya
Sabtu, 27 April 2024 10:19 Wib
OSL Pegadaian Kanwil VI Makassar triwulan I 2024 capai Rp8,31 triliun
Rabu, 24 April 2024 19:50 Wib
Jusuf Kalla meninjau peleburan nikel di smelter Luwu
Selasa, 23 April 2024 11:02 Wib
Unhas dan Bank BJB jalin kemitraan strategis dukung program MBKM
Rabu, 17 April 2024 17:57 Wib
ASDP : Kuota pelayaran Batulicin Kalsel tujuan Garongkong Sulsel masih tersedia
Sabtu, 6 April 2024 20:44 Wib
Pelindo: Arus mudik terpadat di 5 pelabuhan kawasan timur Indonesia
Sabtu, 6 April 2024 1:36 Wib