Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan meminta seluruh pihak agar momentum Idul Adha 1446 Hijriah/2025 Masehi, tidak menjadi ajang penumpukan sampah plastik dengan cara tidak menggunakan kantong plastik kresek sebagai wadah daging sembelihan kurban.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin di Makassar, Kamis, mengatakan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2025 tentang penggunaan kantong plastik yang harus dihindari.
"KLH mengimbau seluruh pihak untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik sekali pakai, khususnya saat pendistribusian daging kurban, guna menekan potensi timbulan sampah plastik yang meningkat saat momen keagamaan," ujarnya.
Munafri Arifuddin menegaskan dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah pusat.
Ia bahkan menyarankan penggunaan bahan alami sebagai alternatif ramah lingkungan.
"Menggunakan daun pisang bisa menjadi solusi yang efektif. Selain ramah lingkungan, juga mudah didapat," kata Munafri.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Moh Syarief, mengatakan bahwa pihaknya segera menindaklanjuti edaran tersebut.
"Kita dukung sepenuhnya. Nanti kita laporkan ke Pak Wali, lalu edaran ini akan diteruskan ke seluruh pengurus masjid dan masyarakat," ujarnya.
Ia mendorong masyarakat untuk turut berperan aktif, salah satunya dengan membawa wadah sendiri saat menerima daging kurban.
"Kalau masyarakat membawa wadah sendiri, tentu itu sangat membantu mengurangi sampah plastik," ucapnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Makassar berharap dapat menjadi contoh kota yang peduli lingkungan dan mampu merayakan Idul Adha secara lebih berkelanjutan.
Sebelumnya, momentum Idul Adha tahun ini dinilai sangat tepat karena bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mengusung tema “Mengakhiri Polusi Plastik”.
Berdasarkan data KLH, jumlah sampah plastik di Indonesia pada 2023 mencapai 11,18 juta ton. Jika tak dikelola dengan baik, sampah plastik berpotensi berubah menjadi mikroplastik yang membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.*