Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo membantah jika Kota Makassar ini telah dikuasai oleh geng motor dan dia mengaggap kota ini sejak lama masih aman-aman saja.
"Kita semua punya tanggungjawab dalam menciptakan keamanan di kota kita dan kalau ada yang menyebut kota ini tidak aman, itu semuanya tidak benar," ujarnya saat memimpin rapat bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Balaikota Makassar, Selasa.
Syahrul di hadapan para satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Camat, Lurah, TNI, Kepolisian, Kejaksaan Negeri serta para legislator menegaskan, ikut bertanggungjawab untuk menciptakan rasa aman bagi warga Kota Makassar.
Mantan Bupati Gowa ini mendukung sepenuhnya langkah Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dalam memberantas geng motor yang meresahkan warga.
"Saya sampaikan kita cukup damai saja, aman saja. Kalau ada ketabrak itu karena kecelakaan lalu lintas, kalau ada dicopet karena banyak uang dibawa, sendal hilang di masjid karena ada yang curi. Manakah itu geng motor," tuturnya.
Gubernur Sulsel dua periode ini menilai Kota Makassar masih dalam status aman, hanya saja kekhawatiran masyarakat Makassar belakangan ini terusik karena adanya orang-orang yang membangun opini jika kota ini tidak aman.
Syahrul mengaku, sebagai kota metropolitan, banyak hal terjadi itu karena status kota ini yang merupakan kota metropolitan. Konsekwensi dari itu semua memang adanya riak dan tantangan. Geng motor, bagian dari dinamika.
"Itu dinamika kota maju, kota metropolitan. Tapi seberapa besar itu disituasikan, saya rasa cukup baik. Ini semua bagian dari dinamika kota besar seperti Makassar," ungkapnya.
Menurut Syahrul, opini "Makassar Tidak Aman" adalah provokasi yang meresahkan masyarakat yang berdampak dari berbagai aspek utamanya ekonomi dan sosial.
"Banyak juga yang SMS saya, ada geng motor. Tapi saya SMS balik, dimana tempatnya, liat dimana, tapi tidak pernah dibalas. Saya turun langsung, tidak ada saya liat," katanya.
SYL mengaku tersinggung jika Makassar diopinikan sebagai kota yang tidak aman karena dampak dari pembentukan opini itu berdampak pada roda perekonomian.
"Ekonomi juga terganggu kalau terus diopinikan seperti itu. Kita biasa-biasa saja, baik-baik saja. Tidak ada yang terjadi, tidak mencekam," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto angkat bicara dan membantah opini yang berkembang serta pemberitaan oleh media luar negeri kalau kota ini sudah dikuasai oleh geng motor.
"Saya tidak pusing saat foto saya di hina-hina. Tapi saat ada gerakan pembusukan terhadap Makassar di dunia maya, maka itu pasti akan saya lawan," ujar Danny.
Dia mengaku sangat prihatin terhadap adanya upaya pembusukan terhadap Makassar oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab dengan terus menyebarkan meme Makassar tidak aman.
Kareanya, wali kota mengajak seluruh pegawai agar turut aktif menjaga budaya malu (siri`na) Makassar dengan bersatu melawan upaya-upaya pembusukan terhadap Makassar.
"Kita semua malu kalau orang luar mengatakan Makassar tidak aman. Saya sedih jika ada kelompok-kelompok yang mengkampanyekan bahwa Makassar tidak aman," katanya. Biqwanto
Berita Terkait
35 pemuda berbagai agama mengikuti pelatihan kampanye narasi perdamaian
Kamis, 2 Mei 2024 11:57 Wib
Kemenag Sulsel jelaskan sumber pembiayaan ibadah haji kepada JCH
Kamis, 2 Mei 2024 5:53 Wib
Aktivis difabel: Pekerja difabel terus dibayangi PHK sepihak
Rabu, 1 Mei 2024 21:52 Wib
Kemenkumham Sulsel monitoring layanan pengaduan di Lapas Makassar
Rabu, 1 Mei 2024 20:35 Wib
Polda Sulsel tangkap oknum ASN Jeneponto diduga jual Sabu
Rabu, 1 Mei 2024 20:06 Wib
Pj Ketua PKK Sulsel serahkan sejumlah bantuan pada HUT ke-161 Jeneponto
Rabu, 1 Mei 2024 20:03 Wib
Perkemi Sulsel sarankan pengurangan atlet untuk PON XXI Aceh-Sumut
Rabu, 1 Mei 2024 19:10 Wib
Kejati Sulsel ajak santri Ponpres DDI Abrad Makassar jauhi narkoba
Rabu, 1 Mei 2024 19:09 Wib