Makassar (Antara Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menggelar rapat koordinasi (Rakor) yang membahas masalah akselerasi pembangunan jalan tol baru dan jalan arteri sebagai upaya mengatasi kemacetan arus lalu lintas di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu.
"Pembangunan jalan tol baru dan jalan arteri ini sudah harus dilaksanakan karena Makassar sekarang ini sudah `stroke` karena kemacetannya sudah parah," jelas Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto di Makassar, Senin.
Rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait, Camat Biringkanaya Andi Syahrum Makkuradde dan Camat Tamalanrea Kaharuddin Bakti berlangsung di Kampus II Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar.
Rapat pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan tentang peta garis antara jalan tol baru dan jalan arteri kawasan utara Kota Makassar yang memiliki lebar 50 meter.
Pihak Dinas Pekerjaan Umum Makassar ditugaskan segera memasang patok per 100 meter untuk memperjelas dan memudahkan kebutuhan pembebasan lahan atau hibah lahan.
"Realisasi dari kesimpulan rapat hari ini, Dinas PU segera memasang patok untuk lahan yang terkena jalur," kata Wali Kota Danny.
Ia mengakui, sejumlah investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sudah menawarkan diri untuk merealisasikan rencana pembangunan jalan tol dan arteri itu.
Beberapa investor yang tertarik membangun sarana infrastruktur itu di antaranya PT Nusantara Infrastruktur Tbk, West Nippon Expressway Company Ltd (Nexco West) dan PT Marga Utama Nusantara serta perusahaan JEX Way asal Jepang.
Menurut Danny, PT Nusantara Infrasrtucture dinilai memiliki pengalaman merealisasikan tol dalam kota, dan akan menggandeng Nexco West asal Jepang untuk melakukan kerja sama di bidang pengembangan teknologi dan pengoperasian jalan tol.
Nexco West merupakan badan usaha yang melakukan pembangunan dan pengoperasian jalan tol di seluruh Jepang dan memiliki kompetensi serta pengalaman profesional dalam bisnis pengusahaan jalan tol yang meliputi pengoperasian dan pemeliharaan.
Danny menuturkan, gagasan pembangunan jalan tol itu yakni `elevated` atau jalan tol yang lewat di atas, sehingga memiliki penyangga dan kedua sisi jalan tetap terhubung.
Sesuai peta proyek jalan tol itu akan dibangun sepanjang 40 kilometer, melalui beberapa fase, yakni fase pertama di atas Jalan Pettarani sepanjang 4,3 kilometer.
Fase 2A-1 sepanjang 6,2 km dari pertigaan Jalan Pettarani-Jl Sultan Alauddin dan fase 2A-2 sepanjang 8,1 km yang melingkar hingga tembus ke Barombong atau tembus dengan tol pesisir.
Pada fase 2A tersebut jalan tol akan menghubungkan Sungai Jene Berang dan penyanggah jalan tol berada di pinggir sungai atau riverbank, dengan konsep tetap sebagai water front city.
Selanjutnya fase 2B, juga mempunyai tantangan karena pada tahap ini, jalan tol rencananya akan melintas di atas Jalan Rappocini yang juga membutuhkan pembebasan lahan. Rencananya, jalan ini sepanjang 3,8 km hingga ke Centre Point of Indonesia (CPI) dan tembus dengan rencana jalan tol pesisir.
Berita Terkait
Kemenkumham Sulsel edukasi pentingnya KI bagi PT se-Kota Makassar
Jumat, 17 Mei 2024 14:32 Wib
KPK menggeledah rumah keluarga SYL di Makassar
Kamis, 16 Mei 2024 21:29 Wib
Kemenko Polhukam mengapresiasi penerapan layanan RJ Pemkot Makassar
Kamis, 16 Mei 2024 21:27 Wib
Pemkot Makassar resmikan Perwali penerapan keadilan restoratif
Kamis, 16 Mei 2024 21:16 Wib
KPK menggeledah rumah adik SYL di Kota Makassar
Kamis, 16 Mei 2024 20:10 Wib
Wali Kota Makassar komitmen tegakkan netralitas ASN di Pilkada 2024
Kamis, 16 Mei 2024 19:56 Wib
Kepala BKN Pusat komitmen tegakkan netralitas ASN daerah di Pilkada 2024
Kamis, 16 Mei 2024 19:53 Wib
BPN Sulsel optimistis redistribusi 45 ribu lahan pada 2024
Kamis, 16 Mei 2024 19:52 Wib