Jayapura (Antara Sulsel) - Kementerian Kesehatan segera melakukan survei perkembangan pengobatan penyakit filariasis atau kaki gajah di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua, yang sudah dilakukan selama lima tahun berturut-turut oleh Dinas Kesehatan setempat.
"Sebenarnya kami di Mappi sudah melakukan pengobatan sejak 2008 sampai 2012 sekarang tinggal kita menunggu akan dilakukan survei massal, apakah minum obat massal kaki gajah yang dilakukan sudah berhasil atau belum," kata Kepala Dinas Kesehatan Mappi Ronny Tombokkan ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Jumat.
Dia menjelaskan Kementerian Kesehatan berencana segera mengambil sampel di Mappi untuk menilai apakah dengan minum obat kaki gajah secara massal telah membuat kasus penyakit kaki gajah turun atau tidak.
"Itu yang nantinya kita dan Kementerian Kesehatan lakukan dalam waktu dekat ini untuk menilai apakah kaki gajah sudah menurun atau belum," ujarnya.
Ia mengatakan pengobatan oleh Dinkes Mappi telah dilakukan di berbagai tempat yang endemis.
"Kalau kami di Mappi sebenarnya sudah melakukan pengobatan massal di tempat-tempat yang endemis tinggi yang mikrofilarianya lebih dari satu persen itu dilakukan pengobatan massal," katanya.
Ia menjelaskan hal itu artinya masyarakat di Mappi, entah sakit atau tidak sakit, oleh Dinas Kesehatan Mappi tetap diberikan obat kaki gajah. Warga diminta meminum obat itu setahun sekali selama lima tahun berturut-turut.
"Memang tiga tahun terakhir ini ada kasus-kasus kaki gajah kronis namun diharapkan dengan pengobatan kaki gajah yang sudah dilakukan selama lima tahun berturut-turut ini, kasus-kasus itu sudah tidak ada," ujarnya.
Ia mengatakan hingga kini kasus-kasus kronis itu sudah turun melalui program pengobatan tersebut selama lima tahun.
"Jumlah kasusnya saya minta maaf karena tidak hafal detail angkanya, cuman dari laporan yang saya terima dari staf, jumlah kasusnya sudah menurun," ujarnya.