Makassar (Antara Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) bekerja sama dengan PT Megawatt Asia akan menggelar pameran industri "Makassar Infrastructure Expo 2017" di arena Calebes Convetion Center Kota Makassar, 1-3 November 2017.
Project Executive PT Megawatt Asia Jimmy Thenedy saat berkunjung ke Kantor LKBN ANTARA Biro Sulawesi Selatan di Makassar mengatakan pameran industri yang unik ini bertujuan untuk mengumpulkan lebih dari 6.000 pengunjung berbasis pembangunan, kelistrikan, industri dan manufaktur.
"Kita berharap para pengunjung yang datang dari Kota Makassar dan kota-kota tetangga dalam wilayah Provinsi Sulsel dan Sulawesi dan sekitar di kawasan timur Indonesia," ujarnya.
Menurut Jimmy, pemeran lokal dan internasional ini ditetapkan unik sebagai acara terbesar di Sulawesi dan Indonesia timur dan membawa peluang bisnis bagi peserta pemeran yang akan menempati arena CCC di Kawasan Tanjung Bunga Makassar seluas sekitar 2.000 meter persegi.
"Peserta pameran ini menghadirkan kongregasi internasional, selain itu juga ada perusahaan lokal yang besar di daerah ini untuk ambil bagian dalam memamerkan produk perusahaannya yang tentu menjadi kebutuhan, baik pemerintah maupun masyarakat," ujarnya.
Apalagi, kata Jimmy, peserta yang akan mengikuti "Makassar Infrastructure Expo (MIE) 2017" ini adalah kalangan perusahaan produsen di bidang infrastruktur, industrial, energi, dan alat-alat manufaktur, sehingga bagi pengunjung bisa berinteraksi secara langsung untuk menjalin bisnis ke depan.
"Pameran ini merupakan kesempatan baik bagi pengunjung karena pesertanya adalah perusahaan produsen, sehingga tentu nilai-nilai transaksinya akan mudah dan murah," katanya.
Jimmy menjelaskan acara pameran tersebut mencakup empat sektor yang meliputi industri bangunan dan kontruksi, industri manufaktur di Makassar, industri tenaga listrik dan listrik, dan industri pertambangan.
Menurut dia, pemilihan Kota Makassar sebagai ajang "MIE 2017" ini karena cepat populer di mata banyak properti besar dan juga dianggap sebagai pintu gerbang utama ke bagian timur Indonesia.
"Banyak program pembangunan dari pemerintah dan swasta di daerah ini seperti pembangunan tol laut, rel kereta api trans Sulawesi, Kawasan Ciputra Land, dan masih banyak `planning` pembangunan lainnya," ujarnya.
Selain itu perusahaan China juga berinvestasi 5,5 miliar dolar untuk pabrik manufaktur baja di Bantaeng Sulsel yang dapat menjadi taman industri besi dan baja terintegrasi pertama di Indonesia dan akan menjadi rumah bagi delapan smelter yang akan menghasilkan besi nikel, feronikel, bahan dalam produksi stainless steel.
Jimmy juga menyebutkan perusahaan lokal PT Bosowa juga akan segera mengoperasikan lima pembangkit listrik baru di Pulau Sulawesi dengan kapasitas 2 x 125 MW dan PT PLN akan menambah 575 MW listrik di Sulsel, Sulbar dan Sultra di akhir tahun 2017.
Khusus industri pertambahan, kata dia, PT Sulawesi Mining Invesment (SMI) telah menginvestasi 1,04 miliar dolar untuk pengembangan tahap kedua pabrik besi B nikel dengan kapasitas 600.000 ton per tahun dan juga 300 MW pembangkit listrik untuk mendukung pabrik tersebut di Kawasan Morowali Tsingshan di Sulawesi Tengah.
Berita Terkait
Terungkap Indomie versi Indonesia lebih enak dibanding negara lain
Senin, 6 Maret 2023 5:38 Wib
Kemenperin menanggapi penarikan Mie Sedaap di beberapa negara
Jumat, 21 Oktober 2022 10:31 Wib
Bapenda Makassat pasang CCTV di sejumlah restoran untuk tingkatkan pajak
Minggu, 3 Juli 2022 6:03 Wib
Mi instan paling banyak diproduksi sepanjang pandemi di Korsel
Selasa, 22 Februari 2022 11:01 Wib
Truk bermuatan mie instan jatuh ke jurang Jonggol-Cianjur, satu orang tewas
Selasa, 10 November 2020 5:45 Wib
Mie Instan dan kopi Indonesia jadi primadona di Polagra
Rabu, 2 Oktober 2019 22:51 Wib
Langit merah Jambi akibat fenomena hamburan mie
Minggu, 22 September 2019 16:27 Wib
MIE TITIE TERBAKAR
Sabtu, 10 Oktober 2015 4:57 Wib