Makassar (Antaranews Sulsel) - Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi karena dinilai akan memicu inflasi dan harga bahan pokok di masyarakat ikut naik.
"Kami menilai kenaikan harga BBM itu akan menurunkan daya beli masyarakat karena dipastikan harga bahan pokok ikut naik. Pertamina juga dinilai tidak transparan menaikkan BBM subsidi dua kali dalam satu tahun," papar aktivis HMI Cabang Makassar Furqan di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Seharusnya pemerintah bersama pihak terkait dalam hal ini Pertamina, lanjut dia, menyampaikan ke publik secara terbuka dengan alasan rasional sehingga masyarakat tahu ada kenaikan.
"Dinaikkan lantas tidak dipublis secara terbuka, pertamina terkesan diam-diam tanpa disadari publik ada kenaikan. Tentu ini akal-akalan saja dan jelas ada dugaan memanfaatkan kesempatan," tegasnya.
Furqan menambahkan bahwa kenaikan BBM non Subsidi telah menafikan sila kelima pancasila yakni dimana disebutkan butirnya Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, tetapi faktanya apakah adil bila semua masyarakat dibebani.
"Saat ini BBM Subsidi sudah jarang dijual di SPBU, faktanya rata-rata SPBU sudah menjual BBM non subsidi. Mau tidak mau masyakat pasti membeli itu, ini akal-akalan yang sengaja mendorong masyarakat pakai BBM non subsidi, sementara BBM subsidi terus dikurangi, ada apa?" beber dia.
Sebelumnya, puluhan aktivis HMI Cabang Makassar menggelar aksi di depan sekertariatnya jalan Botolempangan, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa petang.
Dalam aksi tersebut mahasiswa memblokir sebagian jalan. Bahkan dalam aksi itu mereka terlibat ketegangan dengan aparat kepolisian baik yang berpakaian preman maupun berpakaian lengkap.
Alasannya, polisi melarang mahasiswa membakar ban bekas, sementara mereka ngotot mau membakar ban di jalanan. Sontak gerakan inipun dihalangi petugas yang sudah berjaga-jaga guna mengamankan jalannya aksi.
Tarik menarik ban bekas pun tidak terhindarkan antara kedua pihak, mereka saling mempertahankan, bahkan salah satu mahasiswa diduga terkena pukulan dari oknum polisi dalam inseden itu ketika mempertahankan ban bekas tersebut. Hal inipun memicu kemarahan mahasiswa hingga terjadi adu mulut.
"Jangan melakukan intervensi terhadap kami pak polisi. Aksi ini untuk menyampaikan aspirasi yang dilindungi Undang-undang dan publik sudah terlena dan tidak semua tahu BBM sudah naik tanpa pemberitahuan," ucap mahasiswa saat inseden itu.
Beruntung ketegangan mulai mencair setelah polisi memilih kooperatif. Hujan cukup deras pun mendukung aksi tersbut akhirnya berhenti, hanya saja masih ada palang ditempelkan spanduk bertuliskan Tolak Kenaikan BBM terpasang di badan jalan Botolempangan.
Berdasarkan harga BBM non subsidi Pertamax dengan oktan 92 dilansir dilaman pertamina diketahui mengalami kenaikan Rp300 atau Rp8.900 per liter dibandingkan harga sebelumnya. Sedangkan harga Pertalite dengan oktan 90 juga naik Rp200 dari Rp7.600 naik menjadi Rp7.800.
Sedangkan harga BBM non Subsdi di berbagai daerah juga beragam, untuk Pertamax Rp8.900-Rp9.000 per , Pertamax Turbo Rp10.200-Rp10.300 dan Pertalite antara Rp7.800-Rp8.000 perliter.
Berita Terkait
Anies dan Muhaimin menghadiri deklarasi dukungan Keluarga Besar HMI
Rabu, 27 Desember 2023 10:59 Wib
Bagas Kurniawan terpilih menjadi Ketum PB HMI
Selasa, 12 Desember 2023 19:20 Wib
Empat organisasi berkolaborasi rehab masjid tua di Sidrap
Senin, 10 April 2023 22:27 Wib
Pembebasan Anas Urbaningrum dari Lapas Sukamiskin diundur hingga 11 April 2023
Kamis, 6 April 2023 0:25 Wib
Penjabat Gubernur minta dukungan mahasiswa atasi permasalahan di Sulbar
Jumat, 7 Oktober 2022 16:04 Wib
Polres Mamuju Tengah bersama HMI salurkan bansos pada masyarakat terdampak kenaikan harga BBM
Rabu, 21 September 2022 19:55 Wib
Polisi tangkap dua demonstran di depan Istana Presiden di Jakarta
Jumat, 22 April 2022 20:53 Wib
Jokowi beraudiensi dengan 12 organisasi mahasiswa Kelompok Cipayung Plus
Rabu, 23 Maret 2022 16:22 Wib