London (Antaranews Sulsel) - Institut Pertanian Bogor (IPB) memperluas kerja sama di bidang pemanfaatan teknologi drone dan bidang smart farming sebagai tindak lanjut dari Naskah Kesepahaman kerjasama yang ditandatangani Rektor IPB Dr Arif Satria dan Prorektor Universitas Zurich (UZH) Prof Dr Michael Schaepman.
Wakil Rektor IPB, Prof Erika Laconi dan Direktur Bisnis dan Manajemen Aset Komersial IPB Dr Jaenal Effendi, bertemu Prorektor UZH, Prof Dr Schaepmann dan Dr Yasmine Inauen, Direktur Hubungan Internasional UZH, didampingi Dubes RI Swiss Prof Muliaman Hadad, menindaklanjuti kerja sama.
Pensosbud KBRI Bern dalam keterangannya kepada Antara, Kamis menyebutkan pertemuan dilakukan disela-sela kunjungan kerja Wakil Rektor IPB dalam rangka penjajakan kerja sama dengan mitra stategis di beberapa negara Eropa.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Schaepman menjelaskan kesiapan UZH untuk memperluas kerja sama dengan IPB. Sebagai universitas terdepan di bidang inovasi, UZH tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian, namun juga mengembangkan berbagai inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian.
Erika Laconi mengatakan keunggulan UZH di bidang inovasi akan sangat bermanfaat bagi pengembangan IPB dan berharap akan dapat mengembangkan kerjasama di bidang smart farming dengan memanfaatkan teknologi drone yang dimiliki UZH.
Jaenal Effendi dari IPB mengatakan, selain bidang pertanian, IPB dan UZH juga dapat bekerja sama di bidang peternakan maupun bidang life sciences lainnya. Untuk itu, dalam waktu dekat kedua universitas berencana mengadakan workshop antara peneliti dan profesor di bidang pertanian dan peternakan. Pertukaran pelajar antara kedua universitas perlu dilakukan agar terjalin sharing knowledge and expertise.
Dubes RI Muliaman Hadad berharap kerja sama di bidang penelitian pengelolaan habitat berbasis sains bagi Orang Utan di Sumatera dan Kalimantan antara IPB dan UZH yang telah dibina sejak tahun 2010, dapat ditingkatkan ke bidang strategis lainnya, yang menjadi minat bersama bagi kedua universitas, khususnya melalui realisasi pendirian Indonesia-Swiss Research Center for Agricultural SMEs Development.
Dubes Muliaman Hadad mengharapkan pusat penelitian tersebut dapat didirikan dalam waktu dekat sejalan dengan kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan yang ditandatangani Menristekdikti dan Swiss,
Hal ini juga untuk memperkuat Swiss branding di Indonesia, terutama setelah disepakatinya perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Swiss, November lalu (EFTA).
Universitas Zurich yang berdiri sejak 1855 merupakan universitas terbesar di Swiss dengan jumlah total 90.000 tenaga pengajar dan pegawai serta 26.000 mahasiswa, 4.000 di antaranya mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia. Puluhan mahasiswa yang berada di UZH mayoritas merupakan mahasiswa tingkat Doktoral di bidang penelitian ilmu pengetahuan.
Berita Terkait
Mentan memberi kuliah umum di Fakultas Pertanian Unhas
Selasa, 16 April 2024 18:09 Wib
Pemantauan hilal 1 Syawal 1445 H di Makassar
Selasa, 9 April 2024 19:51 Wib
UNM Makassar klarifikasi tuduhan fitnah dugaan pungli rekrutmen CPNS
Selasa, 9 April 2024 7:35 Wib
Pj Gubernur Sulsel dan Rektor Universitas Balikpapan bahas koneksi IKN
Jumat, 22 Maret 2024 15:04 Wib
Vania Agustina juara World Top Model 2024
Jumat, 22 Maret 2024 12:21 Wib
Pengurus IKA PMII Universitas Negeri Makassar masa khidmat 2023-2028 dilantik
Kamis, 7 Maret 2024 17:04 Wib
PTN kawasan timur Indonesia dan Universitas Borneo jalin kerja sama konsorsium
Minggu, 3 Maret 2024 13:31 Wib
Universitas Prasetiya Mulya dan ANTARA gali potensi Banyumas
Jumat, 1 Maret 2024 19:41 Wib