Tsunami yang terjadi di perairan Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam sekitar pukul 21.20 WIB itu sungguh mengejutkan semua pihak, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Geologi Kementerian ESDM, karena peristiwanya tidak didahului dengan gempa bumi.
Dugaan sementara BMKG adalah karena fenomena alam ganda antara lain gelombang pasang akibat bulan purnama dan erupsi Gunung Anak Krakatau. "Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama terjadi gelombang tinggi dan bulan purnama, namun juga terjadi erupsi Anak Gunung Krakatau yang diduga mengakibatkan tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta.
Baik BMKG maupun Badan Geologi Kementerian ESDM memiliki argumen berbeda yang memungkinkan terjadinya tsunami di Selat Sunda. BMKG menjelaskan perkiraan sementara tsunami akibat terjadinya longsoran material di dalam laut. Sedangkan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar menyebutkan gelombang tsunami diperkirakan akibat aktivitas vulkanik.
Apapun argumen yang disampaikan kedua lembaga tersebut, Tsunami cukup besar itu sudah terjadi tanpa diketahui sama sekali oleh masyarakat sekitar pesisir pantai karena tidak adanya peringatan dini dari BMKG.
Tsunami tak terduga itu menyebabkan ratusan orang meninggal dunia terseret dan terlempar oleh air, ratusan orang mengalami luka-luka berat sampai ringan dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal karena hancur dihempas air.
Data per 25 Desember 2018 dari Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebutkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 397 orang terdiri atas 291 orang di Banten dan 106 orang di Lampung. Sementara luka-luka sebanyak 1.030 orang dari Banten 757 orang dan Lampung 273 orang serta hilang 90 orang.
Korban yang meninggal dunia di Banten terbesar di Kecamatan Panimbang 157 orang, Carita 102 orang, Tanjung Lesung 118 orang dan Labuan 80 orang.
Khusus di Tanjung Lesung, gelombang air yang cukup tinggi itu menghantam dan memporakporanda panggung pentas yang saat itu sedang tampil grup band terkenal seventeen yang digelar dalam rangka kegiatan Family Gathering perusahaan PT PLN. Seluruh personil grup musik Seventeen itu meninggal ditempat, kecuali Vokalisnya Riefian Fajarsyah atau yang akrab disapa Ifan yang selamat dari maut tersebut.
Sementara dari pihak PLN dikabarkan 40 orang meninggal dunia, dan 12 korban diantaranya akan mendapatkan santunan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, karena dinyatakan sebagai peserta dan berhak mendapatkan santunan sebesar 48 kali upah, sementara yang mengalami luka-luka diberikan pengobatan sampai sembuh total, kata Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif.
Butuh Bantuan
Pascastunami yang dibutuhkan segera adalah mengevakuasi mayat dan mengobati korban yang mengalami luka-luka berat dan sedang dan memberikan bantuan makanan dan minuman kepada pengungsi yang rumahnya hancur dihantam air yang sangat deras.
Semua instansi dan lembaga menyatakan siap memberikan bantuan seperti PT Jasa Raharja mengirimkan sembako dan selimut, PT KAI, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota dan sejumlah perusahaan swasta lainnya.
Hampir seluruh perusahaan BUMN turut memberi bantuan yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN sebagai koordinator PTPN III ditunjuk sebagai koordinator bantuan di Lampung, sedangkan Krakatau Steel bertindak sebagai koordinator bantuan di Banten.
Bantuan-bantuan tersebut berasal dari sinergi BUMN antara PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Jasa Raharja (Persero), PT Pindad (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Hutama Karya (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Kemudian, PT Bio Farma (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Jumlah bantuan pun akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya BUMN yang berpartisipasi dalam penyaluran bantuan tersebut, kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.
Bank Banten sebagai bank pembangunan daerah di Provinsi Banten juga turut membantu korban tsunami. "Guna meringankan beban serta sebagai wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab sosial, Bank Banten menyalurkan bantuan kepada masyarakat Kabupaten Pandeglang yang menjadi korban Tsunami," kata Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa.
Bantuan juga mengalir dari donatur provinsi lain seperti dari Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang siap mengirimkan bantuan bila diperlukan. "Untuk bantuan kita siapkan, kita monitoring terus bagaimana DKI juga sementara turun, kalau memang kita diperlukan. Kalau bantuan kita otomatis sama dengan bencana di Palu dan Lombok, otomatis itu," ujar Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) memberikan bantuan kemudahan telekomunikasi secara khusus berupa penempatan fasilitas telepon umum gratis (TUG) serta pembebasan biaya untuk pemakaian layanan percakapan telepon, SMS, dan data.
Agar bantuan makanan dan minuman dapat tersalurkan secara merata, Pemerintah Kabupaten Pandeglang melakukan pendataan korban yang terdampak bencana. "Kita bukan tidak peduli,tetapi penyaluran logistik itu harus benar-benar warga yang mengalami korban tsunami," kata Asisten Daerah (Asda I) Sekertariat Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Agus Priyadi Mustika.
Pemerintah daerah mengharapkan penyaluran logistik tepat sasaran yang berhak menerima bantuan itu, sehingga tiap kepala desa diminta mendata warganya yang terkena tsunami. "Kami yakin jika warga terdata itu dengan baik maka tidak terjadi penyelewangan bantuan," katanya.