Mataram (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap Nusa Tenggara Barat (ACT NTB) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) kembali mendistribusikan kebutuhan air bersih untuk masyarakat Lombok, khususnya mereka yang tinggal di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Kepala Program ACT NTB Romy Saefudin, di Mataram, Selasa, mengatakan Desa Sajang dan Beluk Petung, Kecamatan Sembalun menjadi wilayah dengan tingkat kekeringan terparah saat ini.
"Sejak pemulihan gempa, ACT masih menyuplai kebutuhan air warga di kedua desa tersebut," kata Romy.
Menurutnya, seiring meluas kekeringan, ACT akan berikhtiar menambah armada untuk menyuplai kebutuhan air bersih untuk warga pada beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.
"Selain itu, Program Sumur Wakaf masih terus berjalan pada beberapa lokasi yang dinilai sangat membutuhkan air bersih," ujarnya lagi.
ACT NTB melalui Global Wakaf pun tengah memetakan penambahan lokasi pengeboran Sumur Wakaf.
Menurut Romy, assessment masih dilakukan di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, dan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, juga di beberapa wilayah Kabupaten Lombok Timur.
"Sumur Wakaf ini akan dibangun untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga. Untuk lokasi yang kekeringannya tidak begitu parah akan disuplai dengan armada watertank sampai kondisi warga kembali normal," ujar Romy.
Ia mengatakan Program Sumur Wakaf pun akan diikhtiarkan menjangkau Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa.
"Beberapa wilayah di sana juga mengalami kekeringan," katanya lagi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofidika (BMKG) merilis status kekeringan di NTB yang sudah memasuki level siaga. Provinsi ini sudah mengalami lebih dari 31 hari tanpa hujan (HTH).
Ahli sains atmosfer Tri Wahyu Hadi mengatakan, secara umum, iklim di Indonesia, termasuk Lombok, dikendalikan oleh sirkulasi monsun Asia-Australia, yakni aliran udara atau angin di lapisan bawah atmosfer yang melintasi ekuator di atas Indonesia dan berganti arah tiap setengah tahun.
Selain perubahan curah hujan, kata dia, ada peningkatan temperatur rata-rata hampir setiap bulan sebesar 0,5 derajat Celsius, sebagaimana dilansir dari laman, World Wide Fund for Nature.
Berita Terkait
Maskapai Pelita Air buka penerbangan langsung Kendari-Jakarta
Kamis, 25 April 2024 14:26 Wib
Wali Kota Makassar lepas puluhan ribu benih ikan air tawar di waduk Nipa-nipa
Jumat, 5 April 2024 22:10 Wib
Lion Air resmi layani penerbangan Makassar-Banjarmasin
Kamis, 4 April 2024 2:09 Wib
Pj Gubernur Sulsel dorong Kabupaten Wajo jadi pusat ikan air tawar
Selasa, 2 April 2024 19:17 Wib
Rusdi Kirana: Masa depan industri penerbangan RI menjanjikan
Jumat, 22 Maret 2024 15:16 Wib
Danau Tempe Sulsel butuh mekanisasi pengaturan air untuk pertanian
Jumat, 15 Maret 2024 21:31 Wib
1.088 prajurit TNI tergabung pasukan PBB di Lebanon kembali ke tanah air
Kamis, 14 Maret 2024 12:25 Wib
Pemprov Sulsel tebar 2,1 juta benih ikan air tawar di Bone untuk ketahanan pangan
Rabu, 13 Maret 2024 16:52 Wib