Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan pihaknya berupaya menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kuala Lumpur Summit untuk meningkatkan kehidupan umat Islam di seluruh dunia.
"Besok kita akan berusaha untuk mengatasi keadaan urusan umat Islam. Kami telah berusaha untuk mengadakan KTT ini karena kami merasa bahwa kami harus melakukan sesuatu untuk meningkatkan kehidupan umat Islam di seluruh dunia," ujar Mahathir pada sambutan makan malam peserta KL Summit di Mandarin Oriental Hotel, Rabu.
Ketua KL Summit tersebut mengatakan pihaknya merasa perlu mengatasi Islamophobia dan perlu menemukan cara untuk mengatasi kekurangan umat Islam, ketergantungan umat Islam pada non-Muslim untuk melindungi umat dari musuh-musuh Islam.
"Sungguh suatu kesenangan bagi kami untuk diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah bagi anda semua untuk makan malam ini yang diadakan bersamaan dengan KTT Kuala Lumpur 2019 yang secara resmi akan dimulai besok," katanya.
Mahathir mengatakan meskipun peserta akan membahas semua topik serius dan diskusi selama tiga hari ke depan makan malam tetap sangat relevan.
"Untuk semua delegasi Malaysia kami, berada di sini malam ini memberi kami kesempatan untuk menjadi tuan rumah yang sempurna. Ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk lebih dekat dengan saudara-saudari Muslim kita sebagaimana diperintahkan dalam Al-Quran bahwa semua Muslim adalah saudara," katanya.
Mahathir mengatakan terdapat pepatah Melayu "tak kenal maka tak cinta" diterjemahkan secara harfiah berarti anda tidak akan mencintai jika anda tidak saling kenal.
"Untuk tamu asing kami, adalah sambutan yang sangat hangat dan undangan bagi anda semua untuk menjelajahi Malaysia dan untuk mengenal orang-orang kami," katanya.
Dia mengatakan walaupun mayoritas orang Malaysia adalah Muslim pihaknya memiliki minoritas substansial yang berasal dari berbagai agama, budaya, adat istiadat, dan cara hidup.
"Kami tidak akan pernah mengklaim sebagai Muslim yang sempurna atau model negara Muslim yang baik, tetapi kami dapat membuktikan bahwa kami telah dapat hidup dengan warga non-Muslim dalam damai dan harmonis selama beberapa dekade dan tradisi ini telah ada sejak kemerdekaan kami," katanya.
Dia mengatakan harus diakui ada konflik rasial dan agama kecil tetapi jarang terjadi dan sedikit, tidak signifikan jika dibandingkan dengan periode perdamaian, niat baik dan kemakmuran.
"Bagi kami, itulah yang diminta oleh Islam untuk dilakukan - hidup damai dengan warga non-Muslim kami dan bekerja sama untuk membangun negara yang makmur, damai, dan harmonis," katanya.
Berita Terkait
Menkeu: Realisasi sementara anggaran pendidikan 2023 capai Rp503,8 triliun
Rabu, 3 Januari 2024 1:16 Wib
Pemprov Sulsel dan Atase Pendidikan Kedutaan Malaysia gagas kerjasama pendidikan
Rabu, 22 November 2023 12:16 Wib
Pekerja migran diwisuda di KBRI Kuala Lumpur
Kamis, 13 Desember 2018 15:42 Wib
Panitia Pemilu sosialisasi di antrean KBRI Kuala Lumpur
Kamis, 6 Desember 2018 9:23 Wib
Ketua Komda PGPKT Bantaeng Dikukuhkan
Sabtu, 18 November 2017 20:43 Wib
KJRI Kinabalu Bebaskan Hukuman Gantung TKI Asal Sulbar
Rabu, 11 Oktober 2017 9:07 Wib
Idul Fitri - Pertamina Siapkan 650 KL Avtur Hadapi Lebaran
Selasa, 14 Agustus 2012 14:22 Wib
Penyaluran Solar di Sultra Capai 45.103 KL
Sabtu, 14 Juli 2012 16:19 Wib