Makassar (ANTARA News) - Gula semut yang dihasilkan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, akan kembali diekspor ke Jepang setelah kualitas produksinya diperbaiki.
"Perbaikan kualitas produksi gula semut akan segera terealisasi setelah mesin dan peralatan industri moderen bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) senilai Rp339.600.000 diserahkan," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel Andi Murni Amien Situru, di Makassar, Selasa.
Menurut dia, upaya tersebut merupakan salah satu program industri yang dicanangkan gubernur bagi semua SKPD.
"Selama ini produksinya telah diekspor ke Jepang, namun karena kadar airnya tinggi, akhirnya dihentikan sementara," katanya.
BKD memilih mengembangkan industri gula semut karena bahan baku utama yaitu pohon nila banyak ditanam warga Desa Mangkawani di Kecamatan Maiwa.
Selain ke Jepang, pemasaran gula semut ini juga berpeluang diekspor ke Malaysia, karena kepala desanya memiliki jaringan di negeri jiran itu.
"Di dalam negeri gula ini juga bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan di hotel-hotel," katanya.
Di desa tersebut terdapat tiga sentra produksi gula semut, dan yang terbesar adalah di Desa Mangkawani dengan jumlah perajin 52 orang.
Bantuan alat dari pemerintah provinsi itu antara lain kuali besi, tungku, alat pengaduk dengan motor listrik, alat kemasan vakum, stiker merk, dan timbangan eletrik.
Pemerintah Kabupaten Enrekang mengucurkan anggaran sebesar Rp368 juta untuk industri ini. Dana tersebut dimanfaatkan pemkab untuk pemanfaatan lahan, label halal, label departemen kesehatan, pengembangan petani, dan bekerja sama dengan Koperasi Tani Pude Jawa yang menghimpun para perajin.
"Pokoknya sudah siap jalan, tinggal menunggu mesin dan peralatan," katanya.
Dengan dukungan dana dan peralatan tersebut, kapasitas produksi dapat mencapai 600 kilogram per hari.
Bantuan dari pemprov ini telah ditandatangani dalam bentuk kesepakatan kerja sama antara bupati dan gubernur pada 23 april 2010.
Selain industri gula ini, SKPD lainnya juga sedang mengembangkan industri olahan sapi di Kabupaten Barru, infus di Kabupaten Jeneponto, dan Kepiting di Bone, sehingga total sudah lima industri SKPD yang berjalan.(T.KR-RY/M008)