BBJN XIII Makassar: Jembatan Bojo ambles akibat kelebihan beban
Makassar (ANTARA) - Balai Besar Jalan Nasional XIII (BBJN) Makassar menyebut amblesnya salah satu lantai Jembatan Bojo, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga akibat kelebihan beban kendaraan truk yang melintasinya saat kejadian pada Kamis (13/2) malam.
"Jadi sebelum kejadian jebol itu, ada dua truk sama-sama melintas. Ada 600 zak pupuk bermuatan satu zak 50 kilogram, jadi ada 30 ton. Terus satu lolos, dua lolos, ketiga jatuh dan lantai jembatan ikut jebol," ujar Kepala BBJN XIII Makassar Miftachul Munir, usai rapat kerja dengan Komisi D DPRD Sulsel, di Makassar, Senin.
Dugaan tersebut, ujar dia, dari pemeriksaan sementara Tim Forensik Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), serta Pusjaka. Namun, untuk hasil resminya masih menunggu keputusan tim termasuk inventarisasi kerusakannya.
Mengenai hasil pemetaan kejadian, lanjut dia, bukan terjadi keretakan pada lantai jembatan, tetapi terjadi cross (rangka penghubung) pada grindel baja sobek, sehingga truk yang terakhir melintasinya terjatuh akibat salah satu balok penghubung itu terpuntir.
"Ada 10 balok baja pada jembatan itu, yang kelima terpuntir. Akibatnya, truk itu terperosok karena grindelnya pasti sobek. Untuk perbaikan kita tunggu rekomendasi tim tadi, apakah mengganti seluruh grindelnya atau diperkuat saja," paparnya kepada wartawan.
Kalaupun seluruhnya diperbaiki, lanjut dia, sama saja bikin jembatan baru. Semua komponen akan dilepas dulu, setelah itu diperbaiki girdernya baru dicek, dengan rangkaian ulang baru.
Cuma saat ini, ungkap Miftahul, indikasi dilihat dari muatan truk tersebut melebih standar yang ada. Kondisi inilah yang dijelaskan dalam rapat kerja di Komisi D, membidangi pembangunan di DPRD Sulsel.
"Jadi ini kondisi anomali melebihi kapasitas, truk itu melebihi dari beban standar. Kejadiannya memang seperti itu, kalau tidak layak, kendaraan tidak akan terperosok gitu. Apabila jembatannya tidak kuat, tentu akan roboh. Tapi kan jembatannya masih berdiri, cuma lantainya saja ambles," kata dia menjelaskan.
Menanggapi soal jembatan dikatakan tidak layak, Ia menyampaikan, tiap tahun ada 15 ribu meter dari beberapa jembatan di kabupaten/kota diperiksa melalui survei BSM atau Manajemen Sistem. Bila dianggap tidak layak maka akan ditutup.
Jadi kalau dilihat kondisi dari Jembatan Bojo yang dianggap tidak layak, kata dia, itu tidak betul, sebab bila dianggap tidak layak, rasanya kenapa semua kendaraan bisa lewat. Artinya, jembatan tersebut masih sangat layak dilintasi kendaraan.
Tidak hanya Jembatan Bojo di Barru, pihaknya pun tetap melakukan kroscek pada jembatan lain termasuk mengevaluasinya seperti di Jembatan Taman Roya 1 di Kabupaten Jeneponto dan Tapalang di Mamuju. Hanya saja Jembatan Taman Roya 1 dibangun tahun 2011, sementara rehabilitasi di Tapalang baru tahun 2017.
Ketua Komisi D DPRD Sulsel Jhon Rende Mangontan menginstruksikan kepada pihak terkait yang hadir saat rapat kerja seperti Dinas Prasarana Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perhubungan, Balai Besar Jalan Nasinoal XIII Makassar, Bina Marga, Balai Pompengan serta Balai Cipta Karya, untuk segera memeriksakan kondisi kelayakan jembatan lainnya di Sulsel.
"Kami dari Komisi D menginstruksikan pada instansi terkait agar segera menginventarisir kondisi jembatan yang ada di sepanjang jalan nasional ini, sehingga tidak lagi terjadi kejadian yang kita tidak inginkan," ujarnya.
Sedangkan untuk Dinas Perhubungan, diminta tegas menindak kendaraan yang melebihi beban muatan sesuai aturan yang ada, agar jangan sampai merugikan masyarakat.
"Dishub harus tetap mengacu pada aturan yang ada, supaya beban maksimum kendaraan bermuatan saat melintasi jembatan itu tidak overload (kelebihan kapasitas), agar tidak menimbulkan kejadian seperti yang kemarin," katanya pula.
Ia mengungkapkan, memang terlalu banyak toleransi terhadap kendaraan truk muatan melebihi kapasitas. Untuk itu, diperlukan kerja sama semua instansi terkait terutama pemeriksaan muatan di jembatan timbang di tiap kabupaten harus diperhatikan secara jelas dan tegas.
"Kapasitas daya kekuatan jembatan tentu ada. Dengan kejadian ini, semua pihak harus bekerja sama, salah satu penentu adalah jembatan timbang itu, kalau hanya dilalui tanpa diukur kapasitasnya maka kejadian bisa saja berulang," kata legislator dari Fraksi Golkar itu pula.
Sebelumnya, Jembatan Bojo yang menghubungkan jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Provisi Sulawesi Selatan ambles pada Kamis (13/2) malam. Satu truk mengangkut pupuk diduga melebihi muatan yang melintas ikut terperosok dan jatuh ke Sungai Bojo bersama lantai jembatan tersebut.
"Jadi sebelum kejadian jebol itu, ada dua truk sama-sama melintas. Ada 600 zak pupuk bermuatan satu zak 50 kilogram, jadi ada 30 ton. Terus satu lolos, dua lolos, ketiga jatuh dan lantai jembatan ikut jebol," ujar Kepala BBJN XIII Makassar Miftachul Munir, usai rapat kerja dengan Komisi D DPRD Sulsel, di Makassar, Senin.
Dugaan tersebut, ujar dia, dari pemeriksaan sementara Tim Forensik Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), serta Pusjaka. Namun, untuk hasil resminya masih menunggu keputusan tim termasuk inventarisasi kerusakannya.
Mengenai hasil pemetaan kejadian, lanjut dia, bukan terjadi keretakan pada lantai jembatan, tetapi terjadi cross (rangka penghubung) pada grindel baja sobek, sehingga truk yang terakhir melintasinya terjatuh akibat salah satu balok penghubung itu terpuntir.
"Ada 10 balok baja pada jembatan itu, yang kelima terpuntir. Akibatnya, truk itu terperosok karena grindelnya pasti sobek. Untuk perbaikan kita tunggu rekomendasi tim tadi, apakah mengganti seluruh grindelnya atau diperkuat saja," paparnya kepada wartawan.
Kalaupun seluruhnya diperbaiki, lanjut dia, sama saja bikin jembatan baru. Semua komponen akan dilepas dulu, setelah itu diperbaiki girdernya baru dicek, dengan rangkaian ulang baru.
Cuma saat ini, ungkap Miftahul, indikasi dilihat dari muatan truk tersebut melebih standar yang ada. Kondisi inilah yang dijelaskan dalam rapat kerja di Komisi D, membidangi pembangunan di DPRD Sulsel.
"Jadi ini kondisi anomali melebihi kapasitas, truk itu melebihi dari beban standar. Kejadiannya memang seperti itu, kalau tidak layak, kendaraan tidak akan terperosok gitu. Apabila jembatannya tidak kuat, tentu akan roboh. Tapi kan jembatannya masih berdiri, cuma lantainya saja ambles," kata dia menjelaskan.
Menanggapi soal jembatan dikatakan tidak layak, Ia menyampaikan, tiap tahun ada 15 ribu meter dari beberapa jembatan di kabupaten/kota diperiksa melalui survei BSM atau Manajemen Sistem. Bila dianggap tidak layak maka akan ditutup.
Jadi kalau dilihat kondisi dari Jembatan Bojo yang dianggap tidak layak, kata dia, itu tidak betul, sebab bila dianggap tidak layak, rasanya kenapa semua kendaraan bisa lewat. Artinya, jembatan tersebut masih sangat layak dilintasi kendaraan.
Tidak hanya Jembatan Bojo di Barru, pihaknya pun tetap melakukan kroscek pada jembatan lain termasuk mengevaluasinya seperti di Jembatan Taman Roya 1 di Kabupaten Jeneponto dan Tapalang di Mamuju. Hanya saja Jembatan Taman Roya 1 dibangun tahun 2011, sementara rehabilitasi di Tapalang baru tahun 2017.
Ketua Komisi D DPRD Sulsel Jhon Rende Mangontan menginstruksikan kepada pihak terkait yang hadir saat rapat kerja seperti Dinas Prasarana Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perhubungan, Balai Besar Jalan Nasinoal XIII Makassar, Bina Marga, Balai Pompengan serta Balai Cipta Karya, untuk segera memeriksakan kondisi kelayakan jembatan lainnya di Sulsel.
"Kami dari Komisi D menginstruksikan pada instansi terkait agar segera menginventarisir kondisi jembatan yang ada di sepanjang jalan nasional ini, sehingga tidak lagi terjadi kejadian yang kita tidak inginkan," ujarnya.
Sedangkan untuk Dinas Perhubungan, diminta tegas menindak kendaraan yang melebihi beban muatan sesuai aturan yang ada, agar jangan sampai merugikan masyarakat.
"Dishub harus tetap mengacu pada aturan yang ada, supaya beban maksimum kendaraan bermuatan saat melintasi jembatan itu tidak overload (kelebihan kapasitas), agar tidak menimbulkan kejadian seperti yang kemarin," katanya pula.
Ia mengungkapkan, memang terlalu banyak toleransi terhadap kendaraan truk muatan melebihi kapasitas. Untuk itu, diperlukan kerja sama semua instansi terkait terutama pemeriksaan muatan di jembatan timbang di tiap kabupaten harus diperhatikan secara jelas dan tegas.
"Kapasitas daya kekuatan jembatan tentu ada. Dengan kejadian ini, semua pihak harus bekerja sama, salah satu penentu adalah jembatan timbang itu, kalau hanya dilalui tanpa diukur kapasitasnya maka kejadian bisa saja berulang," kata legislator dari Fraksi Golkar itu pula.
Sebelumnya, Jembatan Bojo yang menghubungkan jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Provisi Sulawesi Selatan ambles pada Kamis (13/2) malam. Satu truk mengangkut pupuk diduga melebihi muatan yang melintas ikut terperosok dan jatuh ke Sungai Bojo bersama lantai jembatan tersebut.