Mamuju (ANTARA) - Program Mandiri, Cerdas dan Sehat (Marasa) yang telah diluncurkan Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar, akan menyasar 190 desa sebagai lokasi khusus (lokus) di daerah itu.
Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar, Kamis mengatakan, setiap lokus akan mendapatkan alokasi anggaran Rp200 juta.
Program Marasa lanjut Ali Baal Masdar, merupakan salah satu strategi untuk dapat mengubah status desa sangat tertinggal atau tertinggal, menjadi desa berkembang atau bahkan maju dan mandiri.
"Program ini diharapkan tetap dapat berjalan sesuai rencana, agar bisa memberikan perubahan kepada peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat dan perkembangan potensi desa," kata Ali Baal Masdar.
Selain itu tambahnya, dengan mewabahnya COVID-19, program tersebut juga dapat diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam penanganan corona virus baru tersebut.
Gubernur juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan yang telah mendukung program Marasa, baik pimpinan DPRD Sulbar, para bupati, camat, kepala desa termasuk para tenaga pendamping desa.
Terkait dampak pandemi COVID-19, Gubernur mengatakan bahwa hal tersebut membuat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, dirumahkan dan bahkan di PHK serta koperasi pun banyak yang tutup, usaha kecil menengah gulung tikar dan lainnya.
Sehubungan hal tersebut Gubernur menyampaikan bahwa penggunaan dana desa hendaknya juga diarahkan untuk program padat karya tunai desa dan jaring pengaman sosial, seperti bantuan langsung tunai (BLT).
Gubernur juga meminta, tim Gugus Tugas Relawan Desa Melawan COVID-19 yang dibentuk kepala desa, hendaknya mendata masyarakat secara valid sesuai kriteria yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga transparan, akuntabel dan tidak menimbulkan permasalahan baru di desa.
Sementara itu, menanggapi masukan dari Bupati Mamasa Ramlan Badawi agar program Marasa diubah menjadi BLT, Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, kalau semua dialihkan menjadi BLT, program Marasa tersebut akan berubah filosofinya dan harus terbangun dari bawah, yaitu desa, yang betul-betul harus diangkat, baik statusnya maupun performa dari atau oleh masyarakat.
"Jadi saya berharap, Marasa ini tetap pada konteks sebagai program mengentaskan kemiskinan di Sulbar," ujar Muhammad Idris.
Meski demikian lanjut Sekprov, saat ini program Marasa telah menyentuh ke aspek penanganan COVID-19 dan pengamanan ekonomi.
"Sebab program itu berbicara melakukan upaya agar desa itu diperkuat oleh tiga kaki, yaitu ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Insya Allah dengan bantuan sosial yang begitu banyak ini, tentunya program Marasa ini juga akan merespon jika wabah ini berkepanjangan," terang Muhammad Idris.
Berita Terkait
Pusat kuliner Marasa Corner diharapkan dapat membantu pengembangan UMKM Sulbar
Minggu, 2 Oktober 2022 2:44 Wib
Pemprov gelar vaksinasi massal di area kantor Gubernur Sulbar
Senin, 7 Maret 2022 5:53 Wib
Pemprov Sulawesi Barat berupaya mengatasi kemiskinan dengan Program Marasa
Jumat, 3 Desember 2021 12:17 Wib
Pemprov Sulbar-Balikpapan jajaki kerja sama melalui konsep "Ma'balu"
Minggu, 28 November 2021 11:35 Wib
Gubernur Sulbar berharap program Marasa tekan angka kemiskinan
Selasa, 23 Maret 2021 14:35 Wib
Gubernur Sulbar serahkan bantuan "Marasa" di Mamasa
Jumat, 4 Desember 2020 23:03 Wib
Marasa Corner Sulbar destinasi wisata baru bagi ASN
Sabtu, 28 November 2020 0:18 Wib
Pemprov Sulbar anggarkan Program Marasa Rp38 miliar
Selasa, 24 November 2020 5:49 Wib