Makassar (ANTARA) - Memasuki enam hari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Coronavirus Disease (COVID-19) perekonomian terus melesu hingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Ada beberapa penurunan seperti harga ikan, sayur, dan harga pangan lainnya, disebabkan permintaan menurun. Misalnya, usaha restoran permintaan barangnya tidak berjalan seperti biasanya," ujar Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar M Iqbal Suhaeb saat rapat virtual dengan TPID se-Sulsel melalui video conference, di Makassar, Rabu.
Ia juga menyampaikan dalam rapat yang membahas ketersedian bahan pangan di masa Ramadhan, bahwa di tengah pandemi COVID-19, kendati ada penurunan harga, namun bahan pokok lainnya justeru mengalami kenaikan harga.
Untuk harga beras, kata dia, sejauh ini masih stabil, meski beberapa diantaranya mengalami kenaikan seperti harga beras kepala dari Rp10 ribu per kilogram naik menjadi Rp11.500 ribu per kilogram. Tetapi beras medium malah mengalami penurunan dari harga Rp9 ribu turun menjadi Rp8.800 ribu per kilogram.
Hal saja untuk saat ini kebutuhan gula pasir kemasan terbatas di pasaran, bahkan banyak konsumen mesti mencari gula di tempat lain dengan membeli gula curah, kendati pembelian dibatasi secara ketat.
Sementara untuk harga daging, lanjut Iqbal, mengalami kenaikan, tetapi harga daging ayam malah mengalami penurunan. Demikian pula harga telur ayam ras mengalami kenaikan sedangkan telur ayam kampung mengalami penurunan.
Guna mensiasati permintaan masyarakat akan ketersediaan bahan pokok di masa PSBB, Pemerintah Kota Makassar telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan penyedia jasa belanja daring (online) untuk memudahkan masyarakat berbelanja berbagai kebutuhan pangan, baik secara online, cashless, maupun cash on delivery atau pengantaran di pasar tradisional.
"Berbelanja melalui aplikasi online telah disiapkan pada pasar-pasar tradisional di Kota Makassar. Ini memudahkan masyarakat di masa PSBB bisa terpenuhi kebutuhannya dengan harga yang terbilang stabil," tambah mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel. Itu.
Hasil pantauan di dua pasar tradisional yakni Pa'baeng-baeng dan Terong, terlihat masih sangat ramai sejak pagi tadi. Meski diberikan pembatasan hingga pukul 10.00 WITA, tidak menyurutkan orang berbelanja kebutuhan pokok, walupun harga merangkak naik dan lainnya malah menurun, tapi tetap saja jaga jarak diabaikan.
Selain itu, masih banyak pedagang membuka dagangannya melewati batas waktu yang ditentukan. Psycal Distancing hanya slogan, orang malah berkerumun Bahkan tidak ada ketegasan petugas ditempat itu memberikan peringatan.
Padahal, penularan virus ini bisa masuk dan menjangkiti orang kapan dan dimana saja tanpa ada batasan waktu tertentu maupun usia.
Berita Terkait
Wali Kota Makassar menerima penghargaan penyelenggara pemda terbaik
Jumat, 26 April 2024 18:40 Wib
Diskominfo Kota Makassar dorong pembentukan KIM promosikan Lorong Wisata
Jumat, 26 April 2024 17:55 Wib
Sidang gugatan media di PN Makassar hadirkan ahli Dewan Pers
Kamis, 25 April 2024 23:03 Wib
Saksi Dewan Pers : Media digugat terkait pemberitaan ancaman kebebasan pers
Kamis, 25 April 2024 22:12 Wib
KAJ Sulsel aksi damai suarakan tolak menggugat jurnalis
Kamis, 25 April 2024 18:18 Wib
Pj Sekda Makassar minta proyek strategis pusat dimasukkan dalam RPJPD
Rabu, 24 April 2024 21:48 Wib
Liga 1 Indonesia - PSM mewaspadai kebangkitan Arema
Rabu, 24 April 2024 21:36 Wib
Pelindo Regional 4 mencatat jumlah penumpang dan balik 667.012 orang
Rabu, 24 April 2024 21:32 Wib