Pekanbaru (ANTARA) - Jumlah pasien positif COVID-19 di Provinsi Riau pada Minggu (3/5) bertambah delapan orang, dan dalam waktu bersamaan ada 10 orang dinyatakan sudah sembuh dari virus corona jenis baru yang mematikan itu.
“Di Provinsi Riau terdapat penambahan delapan kasus positif COVID-19, dan 10 pasien positif COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh. Sehingga total di Provinsi Riau terdapat 53 kasus positif,” kata Gubernur Riau, Syamsuar dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Minggu.
Ke-53 kasus positif COVID-19 di Riau terdiri dari 22 orang masih dirawat, 26 orang sehat dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing, sedangkan yang meninggal dunia ada lima orang.
Penambahan kasus kali ini yang terbanyak, sebelumnya jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona baru 45 kasus.
Penambahan kasus baru terjadi pada klaster penularan “Pertemuan Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan” di Kota Dumai.
Pasien baru ke-46 berinisial IS yang sudah berusia lanjut yakni 71 tahun. Pasien IS merupakan kontak erat dari salah satu orang yang hadir di Pertemuan Nakes Teladan.
Meski begitu, orang yang hadir di pertemuan tersebut dan dekat dengan IS, hasil uji swab negatif.
Begitu juga pasien ke-47 adalah dampak dari klaster Dumai, yakni seorang balita berusia dua tahun adalah kasus balita kedua yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Riau.
Indra Yovi menyatakan balita tersebut kini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Dumai. Pasien SS memiliki keterkaitan dengan klaster Pertemuan Nakes Teladan.
“Pasien SS merupakan kontak erat dari salah satu orang yang hadir di Pertemuan Nakes Teladan tersebut. Namun beliau yang hadir ini hasil uji swabnya negatif,” ujarnya.
Kemudian pasien 48, 49, 50, dan 51, adalah warga Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Bengkalis yang diduga tertular dari klaster Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Pasien ke-48 ini berinisial B, berusia 27 tahun asal Inhil dan merupakan santri yang pulang dari pondok pesantren di Magetan.
“Pasien B memiliki riwayat perjalanan dari Magetan pada tanggal 18 April 2020 dan termasuk dalam klaster Pesantren Magetan, Jatim,” ujarnya.
Satu santri lainnya asal Inhil menjadi pasien ke-49, berinisial S. Ia berusia 17 tahun, dan juga memiliki riwayat perjalanan dari Magetan pada 12 April 2020, dan termasuk dalam klaster Pesantren Magetan Jatim.
Kemudian satu santri asal Inhil berinisial A menjadi pasien ke-50. Pasien berusia 26 tahun ini juga memiliki riwayat perjalanan dari Magetan pada 18 April 2020.
Selain itu, pasien ke-51 berinisial YG merupakan warga Kabupaten Bengkalis dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di rumah sakit rujukan di daerah itu. Pasien berusia 23 tahun ini adalah santri yang punya riwayat perjalanan dari Magetan dan termasuk dalam klaster Pesantren Magetan, Jatim.
Kemudian pasien ke-52 berinisial AS, warga Kabupaten Indragiri Hulu, namun diisolasi dan dirawat di rumah sakit rujukan di Kota Pekanbaru. Pasien berusia 54 tahun ini tidak memiliki riwayat perjalanan dan belum diketahui penularannya dari mana.
“Warga Indragiri Hulu harus sadar dan meningkatkan kewaspadaannya mengingat ini kasus positif pertama dan tidak diketahui dari mana sumber penularannya,” kata Syamsuar.
Sedangkan, pasien ke-53 berinisial DS seorang warga Kota Pekanbaru yang sudah berusia 86 tahun. Pasien DS merupakan hasil penelusuran (tracing) dari kontak erat pasien positif COVID-19 berinisial HMS.
Meski terjadi penambahan kasus positif cukup besar, Syamsuar mengatakan ada kabar baik juga karena terdapat 10 pasien yang sudah sembuh dan telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Kabar baiknya, terdapat 10 pasien positif COVID-19 di Riau yang hasil swabnya dua kali menunjukkan hasil negatif dan dinyatakan sembuh, yakni pasien berinisial HHH, MRS, NT, BBB, S, M, N, NU, RR, dan S,” demikian Syamsuar.