Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi dengan kekuatan di atas magnitudo 6,0 di Bengkulu Rabu (19/8) pagi disebut juga dengan gempa kembar atau Doublet Earthquake terjadi di Segmen Megathrust Mentawai-Pagai.
"Gempa kembar ini terjadi dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dengan dislokasi atau patahan batuan yang terjadi pada bidang kontak antarlempeng tepatnya pada Segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault)," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, patut disyukuri bahwa gempa kembar tersebut berkekuatan magnitudo 6,6 dan 6,7 sehingga hasil pemodelan tidak berpotensi tsunami.
Umumnya gempa dengan mekanisme sumber sesar naik dengan kedalaman dangkal jika kekuatannya di atas magnitudo 7,0 dapat berpotensi tsunami.
Gempa Kembar atau Doublet Earthquake adalah peristiwa dua gempa yang magnitudo atau kekuatannya hampir sama dan terjadi dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan.
Sebelumnya pada pukul 05.23.56 WIB dan pukul 05.29.35 WIB wilayah Bengkulu diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi pertama memiliki parameter awal dengan magnitudo 6.9 yang kemudian diperbarui menjadi 6,6 dengan episenter terletak pada koordinat 4.44 LS dan 100.97 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 160 km arah Barat Daya Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada kedalaman 24 km.
Sedangkan gempa bumi kedua memiliki parameter awal dengan magnitudo 6,8 yang kemudian diperbarui menjadi 6,7 dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3.98 LS dan 101.22 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 117 km arah Barat Daya Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada kedalaman 86 km.
Guncangan gempa paling kuat terjadi di wilayah paling dekat dengan pusat gempa yaitu di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, dan Kepahiang dalam skala intensitas IV MMI, warga di wilayah tersebut sempat lari berhamburan ke luar rumah akibat panik karena guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
Guncangan paling jauh dilaporkan dirasakan lemah hingga Singapura dan Serpong, yang dilaporkan oleh warga yang tinggal di lantai atas bangunan apartemen. Hal ini sangat mungkin terjadi akibat adanya vibrasi periode panjang (long period vibration) dari gelombang gempa.
Hasil monitoring BMKG hingga pukul 08.30 WIB menunjukkan telah terjadi delapan kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terkecil magnitudo 3,4 dan magnitudo terbesar 4,9.
Sebelumnya gempa kembar yang terdekat yang pernah terjadi adalah Gempa Kembar pada Rabu, 12 September 2007 dan Kamis, 13 September 2007 dimana Bengkulu dan Mentawai diguncang gempa berkekuatan magnitudo 8,4 dan 7,8.
Gempa itu terjadi akibat pecahnya segmen Enggano, yang menjalar dari utara Enggano sampai ujung Siberut. Gempa saat itu menelan korban jiwa 25 orang meninggal dan 92 orang luka-luka. Gempa dirasakan hingga Singapura, Malaysia dan Thailand.
Berita Terkait
Gempa magnitudo 5,3 guncang Gorontalo
Kamis, 25 April 2024 6:51 Wib
Presiden Jokowi fasilitasi mobil listrik untuk praktik SMK terdampak gempa di Sulbar
Selasa, 23 April 2024 11:05 Wib
Kacab Disdik VI Sulsel bersama 20 satdik SMA tanam pohon serentakdi Selayar
Selasa, 23 April 2024 9:21 Wib
Bupati optimistis Kerukunan Keluarga Bulukumba bisa menarik investor
Selasa, 23 April 2024 6:38 Wib
PLN tanam 1.000 pohon produktif di Wajo Sulsel
Selasa, 23 April 2024 6:35 Wib
Sejumlah daerah di Sulsel tanam pohon memperingati Hari Bumi 2024
Selasa, 23 April 2024 6:35 Wib
Pemkab Gowa menanam 8.000 pohon di tiga titik peringati Hari Bumi 2024
Senin, 22 April 2024 20:33 Wib
Pemkab Selayar mengajak masyarakat jagabumi dengan tanam pohon
Senin, 22 April 2024 19:25 Wib