Ambon (ANTARA news)- Kegiatan di pasar dan terminal Mardika serta pusat perbelanjaan Plaza Ambon, tidak terpengaruh bentrokan antarwarga asal Desa Pelauw - Kailolo, di Pulau Haruku (Maluku Tengah) di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Kamis siang, mengakibatkan satu orang terluka dan dua rumah terbakar.
ANTARA yang melakukan pemantauan, melaporkan, aktivitas transaksi di pasar maupun terminal Mardika dan plaza Ambon tetap berlangsung sebagaimana biasanya dengan personil polisi sigap mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bentrokan baru di sana.
Hanya saja, pada seputaran kawaan Kebun Cengkih maupun plaza Ambon masih terlihat konsentrasi massa asal Desa Pelauw - Kailolo yang sebenarnya bertetangga di Pulau Haruku.
Kehadiran personil polisi pada kawasan-kawasan rawan bentrokan menjamin keamanan bagi warga untuk beraktivitas dan para pedagang - supir tidak memilih keluar dari pasar maupun terminal Mardika sebagaimana insiden serupa , 24 Januari lalu.
Kapolres P.Ambon dan P.P.Lease, AKBP Didik Widjanarko, belum bisa dikonfirmasi soal pengerahan personil maupun langkah selanjutnya untuk menghentikan bentrokan yang sering juga terjadi di Desa asalnya maupun Kota Masohi, ibukota Kabupaten Maluku Tengah.
Sebenarnya, berbagai langkah telah ditempuh Pemprov Maluku, Polda Maluku, Kodam XVI/Patttimura, Pemkot Ambon dan Pemkab Maluku Tengah guna mengantisipasi agar tidak terjadi kembali bentrokan antawarga Pelauw - Kailolo, tetapi sepanjang ini belum berhasil.
Bahkan, insiden 24 Januari lalu dengan saling kejar-kejar di laut mengakibatkan staf tekni LPP TVRI stasiun Maluku dan Maluku Utara, Mohamad Josal Latumury tewas tertembak dan dua lainnya, termasuk staf PT.ASDP yang bertugas di dermaga penyeberangan Hunimua, Desa Liang, Pula Ambon, Adebu(44) mengalami luka tembak di bagian kaki kanan, sedangkan di kawasan perbelanjaan plaza Ambon tujuh orang terluka.
Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, pun pada 25 Januafri lalu telah melakukan pertemuan dengan petinggi aparat keamanan maupun kejaksaan di daerah ini untuk menyelesaikan persoalan antarwarga Desa Pelauw - Desa Kailolo menindaklanjuti instruksi Wapres, Jusuf Kalla.
"Wapres berpesan agar ditegakkan hukum sehingga insiden ini tidak berkepanjangan maupun merambah ke daerah lainnya dengan belajar dari kenyataan konflik sosial sejak 19 Januari 1999 lalu yang hanya meninggalkan penderitaan berkepanjangan bagi masyarakat dengan bukti 12.080 KK pengungsi hingga saat ini belum tertuntaskan,"ujar Gubernur mengutip instruksi Wapres.
(T.L005/M007)

