Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden menyerap aspirasi publik dan mahasiswa di Makassar melalui penyelenggaraan program KSP Mendengar di Makassar, Selasa.
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin yang hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut menyampaikan program KSP Mendengar digelar untuk menyerap aspirasi berbagai elemen masyarakat, serta untuk menyosialisasikan program-program prioritas yang sedang dikerjakan pemerintah saat ini.
"Program KSP Mendengar tidak hanya dibuat dalam rangka menyampaikan kembali beberapa kebijakan pemerintah yang belum sampai kepada masyarakat, tetapi juga salah satu strategi menyerap aspirasi publik dan untuk mencoba menyelesaikan masalah yang tersumbat dari setiap program pemerintah," ujar Ali Mochtar Ngabalin dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dalam acara yang dihadiri sejumlah organisasi kemahasiswaan dan kelompok mahasiswa Forum Cipayung Plus tersebut, Ngabalin menyampaikan beragam hal terkait dengan kebijakan pemerintah dalam masa pandemi dan dalam menyambut bonus demografi.
Salah satunya, Ngabalin menyampaikan sikap tegas pemerintah terhadap siapa pun yang melanggar protokol kesehatan.
"Pemerintah saat ini menindak tegas terhadap siapa pun yang melanggar protokol kesehatan.Tidak ada hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas," ujar Ngabalin.
Ia juga menekankan bahwa seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah adalah hasil kolaborasi dan pembicaraan panjang dengan para pemangku kepentingan.
Salah satunya penetapan Undang-Undang Cipta Kerja yang bertujuan menyiapkan lapangan kerja bagi kalangan muda, di tengah Indonesia akan menghadapi bonus demografi.
Adapun penyelenggaraan program KSP Mendengar di Makassar dimanfaatkan dengan baik oleh para mahasiswa yang hadir.
Beberapa di antaranya langsung menyampaikan beberapa aspirasinya, salah satunya perwakilan Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Kota Makassar Gunawan yang mencermati pemberian kuota internet gratis bagi mahasiswa yang belum merata.
"Kami meminta pemerintah lebih perhatian melihat masalah ini," kata Gunawan.
Selain Gunawan, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Makassar Heri juga menyampaikan aspirasinya, yaitu terkait dengan penetapan kebijakan UU Cipta Kerja, serta mempertanyakan konsep peningkatan ekonomi Indonesia di tengah kondisi ekonomi global.
Sementara itu, perwakilan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Makassar Arlan berharap Pemerintah tegas mengenai isu-isu kebangsaan, terutama kaitannya dengan gerakan yang mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia.
"Pemerintah harus memberikan gambaran kepada masyarakat, terutama yang berasal dari lingkaran Istana tentang arah dan haluan NKRI," ujar Arlan.
Berita Terkait
Kuasa hukum anak Menteri Radinal era Soeharto bantah klaim PN Jaksel soal sakit
Selasa, 17 September 2024 17:45 Wib
KSP : Pergantian sejumlah Pj Gubernur murni tata kelola pemerintahan tidak ada unsur politis
Senin, 24 Juni 2024 6:15 Wib
PB ABTI agendakan sejumlah kompetisi bola tangan
Jumat, 29 Juli 2022 7:28 Wib
Mochtar Ngabalin melapor ke Bareskrim Polri terkait pencatutan namanya untuk minta sumbangan
Kamis, 7 April 2022 18:05 Wib
KSP usung Kabupaten Fakfak Papua Barat jadi percontohan moderasi beragama
Jumat, 26 November 2021 19:02 Wib
Mantan Menlu Mochtar Kusumaatmadja wafat
Minggu, 6 Juni 2021 17:09 Wib
Mochtar Ngabalin ceritakan proses OTT KPK atas Edhy Prabowo di Soetta
Rabu, 25 November 2020 19:43 Wib
Pengamat: Tercopotnya Zulficar dari Dirjen di KKP karena polemik kebijakan
Kamis, 16 Juli 2020 14:48 Wib