Mamuju (ANTARA News) - Ratusan kepala keluarga yang bermukim di Desa Salupompong, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, kini dihantui ketakutan akibat ancaman abrasi pantai yang terjadi di wilayahnya.
Salman, salah seorang tokoh masyarakat Desa Salupompong di Mamuju, Jumat, mengatakan ratusan pemukiman yang ada di kawasan pesisir Salupompong terancam hancur akibat bencana abrasi pantai yang terus mengeruk pemukiman penduduk.
"Beberapa tahun lalu, rumah penduduk yang berada pada deret paling belakang terpaksa dipindahkan karena lokasi pemukiman sudah tergerus air laut. Saat ini tinggal satu deret rumah pemukiman warga itu pun sudah mulai mengkhawatirkan apabila terjadi gelombang pasang," ungkap dia.
Dia mengatakan, pada pelaksanaan Musyarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa, masyarakat mengusulkan agar pemerintah segera membangun tanggul pemecah ombak guna menyelamatkan pemukiman penduduk di daerah itu.
"Kita berharap banyak pemerintah segera membangun tanggul pemecah ombak agar tekanan gelombang pasang tak lagi mengeruk pemukiman penduduk setempat," kata dia.
Salman menyampaikan, jika pemerintah tidak memberikan perhatian secara serius untuk membuat tanggul pemecah ombak, maka bukan tidak mungkin pemukiman penduduk ini akan hancur apabila musim barat kembali datang.
"Saat musim barat tiba, ancaman tekanan gelombang pasang membuat warga panik. Karena itu, warga memasang karung berisikan pasir guna mengantisipasi bencana abrasi tersebut," jelasnya.
Ia mengatakan, keluhan warga ini tak hanya disampaikan melalui kegiatan Musrembang, namun warga juga sempat menyampaikan keluhan ini langsung kepada para anggota DPRD Mamuju.
"Perhatian pemerintah tentu sangat dinantikan untuk mempercepat pembangunan tanggul pemecah ombak karena jika dibiarkan maka pemikiman penduduk ini akan hanya tinggal kenanagan dalam cerita bahwa dulu ada pemukiman warga tetapi telah menjadi lautan," kata dia.(T.KR-ACO/Z003)

