"Mereka tidak ingin digusur, hanya siap ditata bahkan mereka telah membayar iuran tiap hari, kenapa dengan alasan kemacetan dan kumuh mau digusur, kalau relokasi dan dibangun bangunan pasar baru kami siap di pindahkan," ujar perwakilan Lembaga Perwakilan Pedagang Kaki Lima Makassar, Adiradja, saat menyalurkan aspirasi di gedung DPRD Makassar, Rabu.
Tak hanya itu, Adiradja, menampik persolan bahwa hasil rapat antara Komisi B, dengan tim terpadu pasar senggol yang mengatakan 28 lapak pedagang ilegal adalah peryataan keliru.
Ketua Komisi B bidang perekonomian, Irwan, mengatakan persoalan ini akan segera ditindak lanjuti bersama dewan dan Pemkot Makassar.
Kepala Pasar Senggol dan Sambung Jawa, Sumakkara, mengaku, sebenarnya tidak ada masalah di kedua pasar tersebut.
Ia menyebutkan untuk jumlah pedagang resmi sekitar 313 pedagangan. Kalau dikatakan menghampiri 600 pedagang, selebihnya itu pedagang musiman.
"Sebenarnya tidak ada penggusuran dan pada dasarnya mereka mau diatur. Pasar senggol adalah pasar dadakan yang sudah lama dan resmi itu pasar Sambung Jawa, kedua pasar tersebut retribusinya terbesar sekitar Rp30 juta perbulan jauh dari pasar lain," ungkapnya.
Ditempat sama, Direktur Utama PD Pasar Raya, Abd Azis, malah mengusulkan agar Pasar Sambung Jawa di renovasi dijadikan lantai 2 sebagai langkah solusi untuk mengurangi kemacetan dan persoalan sosial lainnya.
"Sebenarnya tidak ada masalah memang pelataran pasar banyak sekali pedagang yang berjualan dan memakai badan jalan untuk berjualan. Saya usulkan ke Pemkot agar pasar direnovasi sebagai solusi dan membuka akses jalan serta mengurangi kemacetan," ujarnya. (T.PSO-282/S016)