Makassar (ANTARA) - Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT) Sulawesi Selatan menghadirkan berbagai tokoh lintas agama mendoakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Christmas Fellowship atau persekutuan Natal, sebagai salah satu rangkaian perayaan Natal di Makassar, Sabtu.
Para tokoh agama yang terdiri dari Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu secara bergiliran memanjatkan doa sesuai kepercayaan masing-masing agar Kesatuan Republik Indonesia tidak bercerai berai dan tetap tangguh menghadapi berbagai bencana yang melanda, seperti bencana alam, sosial hingga non alam atau COVID-19.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar Nielma Palamba yang turut hadir mewakili Wali Kota Makassar mengemukakan bahwa di tengah bencana yang melanda Indonesia memang dibutuhkan persatuan tanpa melihat perbedaan suku, agama dan ras.
"Tentunya kita harus saling toleransi apalagi banyak bencana, maka kita harus bersatu tanpa melihat suku, agama dan ras. Nah acara ini mempertemukan kita semua agar tetap bersatu padu untuk Indonesia," kata Nielma.
Ia juga mengapresiasi PMKIT selaku pelaksana acara rangkaian peringatan natal tersebut yang dinilai sangat positif, sebab ikut menggali potensi seni pada anak-anak. Sebab pada kesempatan tersebut, digelar penyerahan hadiah kepada anak-anak pemenang lomba nyanyi lagu puji-pujian Natal.
Selain itu, PMKIT juga aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menyukseskan program pemerintah, seperti vaksinasi COVID-19 yang gencar digelar di berbagai gereja, khususnya di Kota Makassar.
"Saat ini PMKIT juga sangat aktif berpartisipasi pada program pemerintah, jadi bukan hanya keimanan tapi juga menggali potensi seni anak-anak, termasuk bermitra dengan mitra hydro dalam menggaungkan peningkatan konsumsi sayur di masyarakat. Jadi semua positif," urai Nielma.
Pembina PMKIT Pdt.Dr Efrayim DaCosta mengajak seluruh masyarakat yang hadir dan merayakan Natal agar bisa memaknai perayaan Hari Natal sebagai wujud meneladani sosok Yesus Kristus.
Termasuk memaknai perkembangan zaman yang berubah begitu cepat. Sehingga bagi Pdt Efrayim, manusia tidak boleh menyamakan zaman sekarang dengan lima tahun lalu.
Setiap orang diminta untuk sadar terhadap perubahan zaman yang harus disikapi dengan baik dan positif serta terlibat di dalamnya untuk kemajuan bangsa dan negara ke depan.
"Natal bukan hanya perayaan semata, tetapi kita harus mengambil contoh terbaik dari alah dalam rangka menyongsong tahun baru 2022 dengan damai," katanya.