Makassar (ANTARA Sulsel) - PT International Nickel Indonesia (PT Inco) Tbk Sorowako menyatakan, pembangunan pabrik pengolahan nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Sultra) dinyatakan tidak layak secara ekonomi.
"Sesuai dengan kewajiban kami kepada pemerintah, maka laporan tersebut kami sampaikan kepada pemerintah per 30 April 2009, "kata Supt Corporate Public and Media Relations PT Inco Tbk, Rajeshanagara S dari Jakarta, saat dikonfirmasi dari Makassar, Selasa.
PT Inco telah menyampaikan laporannya atas kelayakan ekonomis dan teknis pembangunan fasilitas pengolahan di Pomalaa, Sultra kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).
Hal itu dilakukan, sebagai tindak lanjut dari penghentian pasokan biji nikel kepada PT Antam Tbk pada pertengahan 2008.
Saat itu, PT Inco diminta untuk menyampaikan laporan kepada DESDM berkenaan dengan kajian kelayakan secara ekonomis dan teknis atas pembangunan fasilitas pengolahan di Pomalaa selambat-lambatnya April 2009.
Studi kelayakan rinci yang melibatkan beberapa konsultan independen yang berpengalaman menetapkan bahwa dengan mempertimbangkan keadaan saat ini dan analisa independen, proyek tersebut tidak layak secara ekonomis.
Dia menguraikan, pada saat mengeluarkan pengumuman pada akhir 2008, PT Inco telah pre-feasibility study, di dalam study tersebut, belum termasuk kelayakan teknis dan ekonomis
Bersamaan dengan pre-feasibility study, Inco meminta konsultan independen untuk melakukan feasibility study.
Hasil dari konsultan tersebut menyatakan bahwa untuk saat ini, berdasarkan kondisi saat ini, maka pembangunan pabrik dinyatakan tidak layak secara ekonomi
Namun, PT Inco terus mengupayakan dan menganalisa kelayakan proyek yang sebelumnya telah diusulkan.
"Berdasarkan kondisi tersebut di atas, kami berharap agar pemerintah memberikan tambahan waktu bagi kami untuk dapat mengoptimisasi hasil dari feasibility study tersebut, "ujarnya.
Inco beranggapan berada pada posisi yang tepat untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan pengembangan alternatif bagi wilayah Pomalaa ini.
PT Inco bangga telah menjadi bagian dari Indonesia dan masyarakat Sultra. Sejak 2.000, Inco telah menanamkan investasi sejumlah 5,7 juta dolar AS dalam bentuk program-program pengembangan masyarakat di Sultra yang memberikan sumbangsih positif bagi masyarakat.
Perusahaan tambang nikel ini telah dan akan terus menjadi kontributor utama bagi kesejahteraan dan pembangunan Indonesia, meneruskan operasi dengan cara yang memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat di mana Inco beroperasi.
(T.F003/S016)
Berita Terkait
Pemprov Sulsel tawarkan kerja sama industri sutera pada Konjen India
Rabu, 8 Mei 2024 11:07 Wib
Sekda: Versi BPS pertumbuhan ekonomi Sulbar tertinggi kelima nasional
Selasa, 7 Mei 2024 18:06 Wib
Menperin: Pabrik sepatu Bata tutup karena perusahaan sedang transformasi bisnis
Selasa, 7 Mei 2024 13:45 Wib
Presiden Jokowi: Perangkat teknologi-komunikasi masih didominasi impor
Selasa, 7 Mei 2024 11:43 Wib
Presiden Jokowi meresmikan IDTH jadi pusat uji perangkat digital terbesar ASEAN
Selasa, 7 Mei 2024 11:42 Wib
Menteri PUPR: Pengerjaan rumah menteri di IKN selesai Juli 2024
Selasa, 7 Mei 2024 11:39 Wib
Presiden Jokowi tekankan anggaran jangan dipakai rapat dan studi banding
Senin, 6 Mei 2024 13:07 Wib
Erick optimistis 99 persen agenda transformasi BUMN akan tuntas Oktober 2024
Minggu, 5 Mei 2024 20:56 Wib